Bisnis.com, JAKARTA - Persaingan bank digital di Tanah Air semakin sengit menjelang tutup tahun 2023. Terbaru, Bank digital dengan pengguna terbesar di Korea Selatan, KakaoBank, merambah bisnis global dengan akuisisi saham Superbank.
Tahun ini, bank-bank digital baru kian berjamur. Ada Superbank misalnya yang sebelumnya dikenal dengan PT Bank Fama International Tbk. Kemudian, Hibank yang sebelumnya bernama PT Bank Mayora. Bank digital baru ini merupakan anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Selain itu, PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yang diakuisisi oleh Astra Financial bersama WeLab juga akan meluncur sebagai bank digital baru pada tahun ini.
Masuknya pemain baru dalam sektor bank digital di Indonesia membuat pelaku eksisting mau tak mau harus memutar otak serta mencari cara demi menggaet lebih banyak nasabah.
Selain menawarkan fitur-fitur perbankan yang sophisticated, bank digital juga mulai berebut untuk menjaring dana murah atau current account savings account (CASA).
Lantas, bagaimana strategi bank-bank digital untuk memperebutkan dana murah (CASA) dari nasabah? Berikut ulasan tim Bisnis.
Baca Juga
1. Bank Jago (ARTO)
Strategi untuk meraup lebih banyak dana murah (CASA) dilakukan oleh PT Bank Jago Tbk. (ARTO). Bank berbasis teknologi (tech-based bank), dan GoTo Financial, unit bisnis financial technology GoTo, rencananya meluncurkan GoPay Tabungan by Jago pada Rabu (18/10/2023).
"GoPay Tabungan by Jago merupakan sebuah terobosan inovatif dan praktis untuk transaksi sehari-hari yang dapat digunakan oleh semua kalangan," tulis Bank Jago dalam undangan yang diterima Bisnis, Selasa (17/10/2023).
Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, fitur tabungan itu akan menghubungkan pemilik akun Gopay dengan Bank Jago. Melalui persetujuan pengguna, pemilik akun Gopay akan menjadi nasabah Bank Jago.
Demikian juga sebaliknya, pemilik rekening Bank Jago bakal memiliki akun Gopay. Bila dirilis, fitur ini baru pertama kali ada di Indonesia. Pemilik akun Gopay yang memiliki rekening Bank Jago, tidak perlu lagi melakukan isi ulang saldo (top up), karena secara otomatis nasabah terintegrasi dengan dompet digital besutan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) itu.
Seperti diketahui, saat ini nasabah ARTO mencapai 8,3 juta. Sekitar 6 juta nasabah berasal dari aplikasi Jago, sedangkan sisanya berupa debitur atau peminjam kredit.
Hingga Juni 2023 dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp10,9 triliun, melesat 65% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sebagian besar dana ditopang dana murah atau current account saving account (CASA) mencapai Rp7,2 triliun, melonjak 86% (yoy).
Adapun, deposito senilai Rp2,8 triliun, meningkat 30 persen (yoy). Apabila fitur ini dirilis, bakal menambah pundi-pundi simpanan Bank Jago secara signifikan. Pasalnya, per Desember 2023 ada 64 juta pengguna transaksi di GOTO yang terhubung dengan 2,5 juta mitra pengemudi dan 15 juta merchant. Gopay melalui GoTo Financial merupakan penopang transaksi terbesar di grup itu, yakni Rp360 triliun per Desember 2022. Kemudian diikuti Tokopedia Rp273 triliun dan Gojek Rp61,6 triliun.
2. Bank Neo Commerce (BBYB)
Bank digital yang dikendalikan oleh Akulaku, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BYBB) mencatat kenaikan dana murah alias CASA sebesar 20,7% yoy dari yang sebelumnya Rp3,15 triliun menjadi Rp3,79 triliun pada semester I/2023.
Pjs Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menyebut hal ini seiring dengan pertumbuahn produk tabungan Neo Now sejumlah 45,84% dari Rp2,1 triliun di Juni 2022 menjadi Rp3,06 triliun pada Juni 2023.
“Kami optimis CASA BNC akan terus tumbuh yang dimotori oleh pertumbuhan produk tabungan Neo NOW yang stabil dari tahun ke tahun,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (6/8/2023).
Menurutnya, dalam upaya memacu CASA, BNC terus melakukan edukasi dan promosi terkait produk-produk unggulan. Salah satunya, melalui produk tabungan Neo NOW, yang memberikan imbal balik optimal dan menawarkan fleksibilitas bagi masyarakat karena dapat ditarik kapan saja dan tanpa ada biaya admin.
3. Bank Aladin (BANK)
Emiten bank syariah PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) resmi mengerek pembagian nisbah untuk nasabah baru pada produk Tabungan Ala Impian menjadi 85% per 1 Juli 2023. Lantas, berapa bagi hasil yang bisa didapatkan per bulan?
Berdasarkan pengumuman Bank Aladin di laman resminya, nisbah nasabah sebelumnya untuk Tabungan Ala Impian hanya sebesar 40%, dengan indikasi bagi hasil setara 3% p.a. Lewat kenaikan nisbah, mulai bulan ini indikasi bagi hasil pun setara 5,5% p.a.
Presiden Direktur Bank Aladin Syariah Dyota Marsudi menjelaskan bahwa Ala Impian merupakan produk tabungan terpisah yang ditawarkan untuk memberikan kesempatan bagi nasabah untuk mewujudkan berbagai impian yang mereka miliki.
“Salah satu keunggulan dari tabungan Ala Impian adalah menariknya nisbah yang ditawarkan. Pada bulan Juli 2023, Bank Aladin Syariah mengumumkan peningkatan nisbah menjadi 85%, atau indikasi bagi hasil setara 5,5% per tahun berdasarkan realisasi selama tiga bulan terakhir sebelum dipotong pajak,” ungkap Dyota dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
4. Superbank
Chief Executive Officer KakaoBank Corp Yun Ho Young mengatakan investasi strategis dan kolaborasi bersama Superbank merupakan langkah pertama dari bisnis global KakaoBank.
“KakaoBank akan menciptakan masa depan keuangan dengan berkolaborasi bersama mitra terkemuka di Asia Tenggara untuk bersama-sama membangun platform teknologi finansial digital yang dimulai dengan Superbank di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dirilis pada Selasa (10/10/2023).
Yun menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk menciptakan sinergi antara teknologi finansial digital yang dimiliki KakaoBank dengan bisnis Grab di Asia Tenggara. Perusahaan ini juga bercita-cita membangun jaringan bank digital global melalui kemitraan teknologi dan layanan yang dimiliki.
Superbank dipilih sebagai mitra KakaoBank salah satunya karena ekosistem yang dimiliki. Pasalnya, sejumlah pihak berada di belakang bank yang sebelumnya bernama Bank Fama tersebut, yaitu Grab, Singtel, dan Grup Emtek.
Pemegang saham Superbank memiliki penetrasi pasar yang cukup luas, termasuk penonton media multi-platform dan penjual all-commerce online di Emtek, serta jutaan pengguna platform Grab. Jangkauan Singtel meliputi 21 pasar, melayani jutaan pelanggan seluler dan perusahaan.
Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan pihaknya menyambut kerja sama strategis dengan KakaoBank. Menurutnya, kemitraan ini menandakan perpaduan keahlian internasional dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia.
Lebih lanjut, Tigor menyampaikan dengan komitmen yang sama terhadap inklusi keuangan dan kemajuan berbasis teknologi, kemitraan ini tidak hanya memperkuat kemampuan Superbank, tetapi juga membawa perseroan lebih dekat dengan misi dalam melayani kebutuhan keuangan masyarakat underbanked, khususnya nasabah UMKM dan ritel.
"Kami menyambut KakaoBank sebagai pemegang saham strategis dan berharap dapat memanfaatkan keahlian mereka untuk memberikan solusi keuangan inovatif kepada konsumen Indonesia,” kata Tigor.
Dalam kemitraan ini, KakaoBank akan berkolaborasi secara aktif dalam pengembangan produk dan layanan Superbank. Tak hanya itu, Superbank juga diharapkan dapat merilis aplikasi ke publik pada tahun ini.