Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa adopsi digitalisasi sistem pembayaran, salah satunya yang berbasis QR atau QR Code Indonesia Standard (QRIS) telah meningkat sangat signifikan.
BI mencatat, nominal transaksi QRIS tumbuh 87,90% secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp56,92 triliun, dengan jumlah pengguna 41,84 juta dan jumlah merchant 29,04, yang sebagian besar merupakan UMKM.
Di sisi lain, Perry mengatakan meski membawa banyak manfaat, digitalisasi juga memiliki sejumlah risiko, di antaranya serangan atau kejahatan siber dan penyalahgunaan data.
Selain itu, Perry mengungkapkan digitalisasi juga kerap dimanfaatkan untuk promosi judi online dan pinjaman atau pinjol ilegal.
Hal ini disampaikannya di The 9th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (9-IIMEFC) and call for paper, Rabu (25/10/2023).
Baca Juga
“BI agresif mendorong digitalisasi, tapi ingat, ada risiko kejahatan siber, judi, pinjaman ilegal, dan penyalahgunaan data,” kata Perry.
Di samping transaksi QRIS, BI mencatat transaksi digital banking meningkat tinggi, dengan nilai mencapai Rp15.148,71 triliun atau tumbuh 12,83% yoy.
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit yang mencapai Rp2.041,72 triliun mengalami penurunan sebesar 4,94% yoy.