Bisnis.com, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini Senin (30/10/2023), mengalami pelemahan jelang pertemuan The Fed atau Federal Open Market Commitee (FOMC) pada 31 Oktober-1 November 2023. Saat bersamaan, harga emas global menembus level psikologis US$2.000 per troy/ounce di pasar spot. Tepatnya berada pada level US$2.003,87 pada pukul 09.35 WIB.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,12% atau 19 poin ke posisi Rp15.938. Pelemahan rupiah ini diikuti oleh indeks dolar yang terpantau menguat 0,05% ke posisi 106,613.
Sejumlah mata uang lain di kawasan Asia pun terpantau melemah. Misalnya, yen Jepang yang melemah 0,04%, lalu rupee India yang melemah 0,02% dan dolar Hong Kong yang juga ikut terparkir di zona merah.
Sebaliknya, sebagian besar mata uang di kawasan Asia pun mengalami penguatan, seperti Dolar Singapura yang menguat 0,05%, dolar Taiwan naik 0,03%, won Korea menguat 0,33%, serta peso Filipina naik 0,12%
Tak hanya itu, ringgit Malaysia juga ikut menguat 0,43% dan baht Thailand naik 0,24% Sebagai informasi, berdasarkan catatan Bisnis, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berisiko menuju Rp16.000 pada Senin (30/10/2023) jelang pertemuan The Fed atau Federal Open Market Commitee (FOMC) pada 31 Oktober-1 November 2023.
The Fed diperkirakan mengerek suku bunga acuan pada FOMC tersebut yang bisa melambungkan dolar AS sekaligus menekan mata uang lainnya. Peluang penaikkan suku bunga di tambah dengan data pertumbuhan ekonomi AS yang melesat pada kuartal III/2023.
Baca Juga
Berdasarkan data pemerintah AS yang dirilis Kamis, (26/10/2023), produk domestik bruto (PDB) AS meningkat 4,9% pada kuartal III/2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan PDB ini berada di atas proyeksi pasar yang memperkirakan PDB tumbuh 4,3% dan jauh lebih tinggi dari pertumbuhan PDB kuartal II/2023 sebesar 2,1%. Melesatnya ekonomi AS mengindikasikan Kebijakan The Fed akan kembali mengerek suku bunga acuan.Analis Pasar Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengatakan, data kuat PDB AS membuat The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. The Fed hampir pasti akan mempertahankan suku bunga pada pekan depan. Namun, perlu diingat bahwa The Fed masih menjadwalkan pertemuan pada Desember 2023.
Selain itu, menurutnya sentimen yang memengaruhi rupiah selain dari dolar AS adalah eskalasi Perang Hamas vs Israel di Timur Tengah yang kian memanas, serta pelambatan ekonomi di China. "Sedangkan dari domestik, tentunya investor menantikan data inflasi Indonesia pada hari Rabu. Peluang rupiah melemah di atas Rp16.000 per dolar AS sangat terbuka. Range di Rp15.800-Rp16.100," ujar Lukman kepada Bisnis, Minggu (29/10/2023)
Lantas, berapa kurs dolar AS di BCA, BNI, Bank Mandiri, dan BRI hari ini, Senin (30/10/2023)?
1. Kurs Dolar AS di BCA Hari Ini
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada pembaruan pukul 09.06 WIB, menetapkan harga beli dolar AS senilai Rp15.900 dan harga jual Rp15.920 berdasarkan special rate atau e-Rates. Sementara secara TT Counter dan Bank Notes mencatatkan posisi yang sama, di mana harga beli dolar AS Rp15.770 dengan harga jual Rp16.070
2. Kurs Dolar AS di BNI Hari Ini
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menetapkan kurs dolar rupiah secara special rate pukul 08.50 WIB dengan harga beli Rp15.937 dan harga jual Rp15.957Sedangkan, secara TT Counter dan Bank Notes, harga beli Rp15.865 dan harga jual Rp16.025
3. Kurs Dolar AS di Bank Mandiri Hari Ini
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menetapkan kurs dolar rupiah pukul 09.01 WIB, di mana, harga beli dolar AS senilai Rp15.910 dan harga jual Rp15.930 berdasarkan special rate. Sementara secara TT Counter dan Bank Notes, masing-masing harga beli dolar AS Rp15.645 dengan harga jual Rp15.995
4. Kurs Dolar AS di BRI Hari Ini
Terakhir, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dalam pembaruan pukul 09.08 WIB, menetapkan kurs jual beli yang mengacu pada kalkulator kurs e-rates, dengan harga Rp15.905 dan Rp15.925Sementara, secara TT Counter, pihaknya mematok Rp15.855 dan harga jual Rp16.005.