Bisnis, JAKARTA - Prospek saham bank-bank jumbo kian menjanjikan seiring dengan capaian kinerja keuangan mereka yang memuaskan sepanjang 9 bulan tahun ini.
Meski begitu, deretan perbankan itu masih dibayang-bayangi oleh tantangan tingginya suku bunga dan terbukanya risiko pemburukan kualitas kredit.
Prospek bank jumbo setelah melewati kuartal III/2023 menjadi salah satu berita pilihan yang terangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Jumat (3/11/2023). Selain itu terdapat pula sejumlah sajian komprehensif lainnya seperti emiten sawit, tiket pesawat hingga karpet merah di IKN. Berikut selengkapnya.
1. Menilik Potensi Saham Bank Jumbo Usai Bukukan Lama Gemuk
Bank jumbo atau Kelompok Bank Bermodal Inti (KBMI) IV telah menerbitkan laporan keuangan mereka untuk periode 9 bulan 2023.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melaporkan laba bersih sebesar Rp43,99 triliun, naik 12,36% secara tahunan (year-on-year/YoY) atau jika dibandingkan dengan periode 9 bulan 2022.
Baca Juga
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) meraup laba bersih Rp36,42 triliun, naik 25,8% YoY. Tak kalah tinggi, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) membukukan Rp39,1 triliun, naik 27,4% YoY.
Demikian pula PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) telah meraup laba bersih Rp15,75 triliun, naik 15,1% YoY. Terlihat bahwa semua bank jumbo ini mencatatkan pertumbuhan laba double digit pada periode 9 bulan 2023.
Dari sisi nilai, pendulang laba terbesar adalah BRI dan disusul Bank Mandiri di posisi kedua. Akan tetapi, dilihat dari sisi pertumbuhan, maka Bank Mandiri-lah juaranya, sedangkan BCA di urutan kedua. Lalu, bagaimana prospek bank jumbo hingga akhir tahun nanti?
2. Keruntuhan Ringgit dan Potensi Penyebaran ke Rupiah
Alarm waspada ketahanan nilai tukar rupiah mulai berbunyi seiring dengan kekhawatiran efek rambatan dari anjloknya ringgit dari Malaysia. Hal itu mengingatkan pada skenario krisis moneter tahun 1998.
Jika menengok histori kelam pada 1997-1998, keperkasaan dolar telah membuat nilai tukar mata uang di Asia jatuh, penyebaran yang pertama kali dimulai dari Thailand. Saat itu, bhat melemah hingga 20% karena Bangkok melepaskan patokan untuk bhat.
Adapun saat ini, ringgit Malaysia menjadi mata uang di Asia Tenggara dengan kinerja paling buruk. Mata uang Negeri Jiran tersebut merosot hampir 8% terhadap dolar AS pada tahun ini.
Nilai tukar mata uang Malaysia tersebut merosot hingga mencapai 4,8 ringgit per dolar AS pada bulan lalu. Capaian tersebut merupakan level terlemah sejak Januari 1998.
Yang lebih mengejutkan, dengan kondisi seperti ini tidak membuat Bank Negara Malaysia (BNM) justru mempertahankan suku bunga acuan dalam keputusan pada Kamis (2/11/2023).
Suku bunga yang stabil sudah bertahan selama 3 pertemuan. Hal itu dilakukan seiring dengan pelemahan pertumbuhan ekonomi karena ekspor yang melandai.
Keputusan yang berbeda telah diambil oleh Bank Indonesia dan bank sentral Filipina setelah melihat rupiah dan peso tergelincir. Bagaimana strategi ini menguatkan kembali mata uang Tanah Air tersebut?
3. Tantangan Berat Bagi Kinerja Emiten Sawit
Fluktuasi permintaan dan harga minyak sawit mentah (CPO), serta dampak El Nino menjadi sentimen utama yang mempengaruhi dinamika produksi dan kinerja keuangan emiten perkebunan sawit sepanjang 9 bulan 2023.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sebanyak 19 perusahaan perkebunan sawit dan produsen CPO telah menerbitkan laporan keuangan hingga 30 September 2023. Dari jumlah tersebut, 13 di antaranya mencatat penurunan pendapatan selama periode tersebut.
PT Mahkota Group Tbk. (MGRO) adalah salah satu yang mengalami penurunan terdalam, dengan penurunan pendapatan sebesar 25,22% secara tahunan, mencapai Rp4,2 triliun. Sementara itu, PT SMART Tbk. (SMAR) melaporkan penurunan pendapatan sebesar 14,25% year-on-year (YoY), mencapai Rp48,9 triliun.
Di sisi yang berlawanan, PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) berhasil meningkatkan pendapatannya sebanyak 16,93% YoY, mencapai Rp2,88 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2023.
Penurunan pendapatan berdampak pada turunnya laba bersih yang disebabkan oleh para pemilik mayoritas perusahaan-perusahaan sawit ini. Sebagai contoh, laba bersih SMAR merosot 85,44% YoY, mencapai Rp522,08 miliar pada kuartal III/2023. Bagaimana perusahaan menghadapi tantangan berat ini?
4. Gelaran Karpet Merah Jokowi Tarik Investor Lokal RI Bangun IKN
Presiden Joko Widodo menggelar karpet merah kesempatan bagi investor lokal RI yang akan merealisasikan komitmen investasinya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Kalimantan Timur.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengerem investasi dari luar negeri atau investasi asing yang ingin masuk ke proyek pembangunan IKN. Langkah tersebut dilakukan karena pemerintah ingin memprioritaskan dan mendahulukan investor dalam negeri untuk ikut dalam pembangunan di IKN. Jokowi yakin banyak pengusaha nasional yang berminat membangun di ibu kota baru.
“Kami memang rem dulu. Saya sampaikan kepada Kepala Otorita, rem untuk yang dari luar, berikan kesempatan, kalau bisa juga dijoint-kan (pengusaha) dari dalam (negeri),” ujarnya dikutip Kamis (2/11/2023).
Padahal, terdapat 130 investor dari Singapura yang tertarik berinvestasi di IKN. Selain itu, terdapat juga 30 investor dari Jepang, 30 investor dari Malaysia, Korea Selatan hingga Persatuan Emirat Arab (UEA) yang telah menyatakan minat untuk investasi di IKN.
Kendati demikian, Jokowi tetap menutup pintu untuk investasi asing. Dia tak mau para pengusaha dalam negeri tidak mendapatkan kesempatan untuk ikut berpartisipasi di IKN. Namun, jika tidak ada minat dari investor lokal untuk pembangunan IKN, maka Jokowi menegaskan pemerintah akan mencari investor dari luar negeri yang minat untuk berinvestasi di IKN.
5. Siap-siap, Tarif Tiket Pesawat Rute Daerah Bakal Diturunkan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji rencana untuk menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat komersial. Namun, penurunan batas atas tersebut hanya akan berlaku untuk beberapa daerah tertentu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan penentuan tarif batas atas tiket pesawat harus dikaji dari seluruh sisi secara komprehensif. Terlebih, industri penerbangan Indonesia tengah menghadapi beberapa tantangan seperti pelemahan nilai tukar rupiah, kenaikan harga avtur, kelangkaan suku cadang pesawat, dan lainnya.
Budi juga menyoroti daya beli masyarakat untuk tiket pesawat yang masih terbatas. Meski tidak menyebut secara gamblang rute daerah yang dimaksud, pemerintah menyoroti tingginya tiket penerbangan ke Indonesia timur.
“Di Indonesia bagian timur saya hampir setiap hari mendapatkan satu catatan bahwa harganya tinggi. Kita prihatin, sehingga mereka tidak bisa menggunakan pesawat," kata Budi.
Seiring dengan hal tersebut, pihaknya berencana untuk merevisi tarif batas atas tiket pesawat pada daerah untuk mengatasi minimnya keterisian penumpang akibat penurunan daya beli masyarakat.