Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit perbankan bakal terkerek positif di tengah laju pertumbuhan ekonomi yang diprediksi di atas 5% (year-on-year/yoy) pada kuartal IV/2023 seiring dengan meningkatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.
Peneliti Lembaga ESED dan Praktisi Perbankan BUMN Chandra Bagus Sulistyo mengatakan hal ini terdorong lantaran aktivitas perekonomian yang menunjukkan kondisi pemulihan sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi menjelang pemilu.
“Pertumbuhan kredit masih akan prospektif, di mana kita tahu bahwa Otoritas Jasa Keuangan kredit tumbuh 9-11%,” ujarnya pada Bisnis, Rabu (8/11/2023).
Di sisi lain Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai meski kredit masih akan melaju positif. Namun, dirinya menyebut pertumbuhannya akan terbatas di kisaran 7% hingga 9%.
Dia menuturkan, pertumbuhan kredit yang diprediksi hanya akan menyentuh single digit, lantaran adanya tren kenaikan suku bunga hingga 25 basis poin ke level 6%.
Baca Juga
“Kondisi seperti ini yang mungkin bisa [dibidik perbankan] adalah sektor-sektor yang erat hubungannya dengan konsumsi masyarakat seperti pertanian, perkebunan dan retail,” katanya pada Bisnis.
Adapun, Otoritas Jasa Keuangan sendiri memperkirakan kredit perbankan bakal tumbuh double digit sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) pada akhir tahun 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae meyakinkan bahwa secara siklus, umumnya permintaan kredit juga naik pada akhir tahun, khususnya jenis kredit modal kerja yang diperkirakan terus meningkat sejalan dengan faktor makroekonomi dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 sekitar 5% ditambah PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur yang masih konsisten berada di level ekspansi.
“Ini sejalan dengan dampak positif dari persiapan pemilu hingga pelaksanaan pemilu di tahun 2024 yang diperkirakan dapat mendorong konsumsi masyarakat serta belanja pemerintah yang akan menjadi faktor pendorong perekonomian domestik,” katanya dalam keterangan tertulis.
Kondisi Perbankan
Sebelumnya, di kalangan bankir, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) pun optimistis bahwa ruang pertumbuhan masih terbuka sampai dengan akhir tahun.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan pihaknya optimistis menghadapi tahun 2024. Menurutnya, pemilu cenderung memberikan dampak positif terhadap perekonomian, sehingga berdampak pada omzet penjualan pelaku UMKM, yang merupakan core business BRI.
“BRI sendiri optimistis hingga akhir tahun 2023, pertumbuhan kredit diproyeksikan dapat mencapai 10-12% yoy,” katanya pada Bisnis, Senin (6/11/2023).
Dia melanjutkan, dengan fokus pertumbuhan tetap pada segmen UMKM, utamanya segmen mikro dan ultra mikro. BRI memproyeksikan pertumbuhan positif pada 2023 juga akan berlanjut pada tahun depan.
Tak mau kalah, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan hal ini didasarkan capaian Bank Mandiri yang mencatatkan kinerja, di mana kredit perseroan tumbuh 12,71% secara tahunan, melampaui industri 8,96% yoy.
“Atas dasar pencapaian kredit yang baik hingga triwulan 2023 ini, kami optimis di akhir tahun 2023, pertumbuhan kami masih akan ada di range atas guidance kami, yaitu 10-12% , kami memperkirakan pertumbuhan kredit ini merata dari wholesale dan ritel,” katanya dalam paparan kinerja kuartal III/2023, Senin (30/10/2023).
Proyeksi Kredit BCA dan Bank BJB
Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memproyeksikan penyaluran kredit akan tetap konservatif di 9% hingga 10% pada akhir tahun ini.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memproyeksikan kenaikan suku bunga memang tidak akan secara langsung memberi dampak pada sejumlah segmen.
Menurutnya, untuk segmen kredit korporasi dendiri akan lebih tahan banting akan suku bunga dan bergantung pada kinerja bisnis.
"Maka untuk kredit modal kerja dan investasi, memang ada pengaruh dari interast rate, tapi itu tidak serta merta. Yang akan menentukan adalah kemampuan makroekonomi dan bisnis," ujar Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III/2023 pada Kamis (19/10/2023).
Meski BCA tidak membidik sektor tertentu untuk penyaluran kredit, lantaran pihaknya memilih untuk mengamati dan menganalisa kelayakan masing-masing debitur.
Direktur BCA Rudi Susanto mengatakan permintaan atas kredit dari sektor hilirisasi minerba per kuartal III-2023 mengalami kenaikan.
"Ke depan masih ada kesempatan di sana [hilirisasi], juga sedang kami me-review di sektor pulp and paper, ada perluasan, moga-moga bisa terlaksana dalam dua kuartal ini," ucapnya.
Terakhir, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. alias Bank BJB (BJBR) pun ikut memproyeksikan bahwa pertumbuhan kredit akan optomis di kisaran 9-11% yoy hingga akhir tahun.
Direktur Komersial dan UMKM BJBR Nancy Adistyasari mengatakan pihaknya akan menggenjot kredit konsumer, korporasi hingga komersial.
“Karena setelah berlalunya Covid-19 maka dengan [pulihya] petumbuhan ekonomi, membuat banyak proyek pembangunan dan modal kerja akan mulai tumbuh di 2023 dan 2024,” katanya dalam paparan kinerja kuartal III, Selasa (31/10/2023).
Pihaknya juga akan menggenjot segmen UMKM. Bahkan, khusus UMKM, BJBR memproyeksikan dapat menembus dobel digit hingga 20%. Hal ini lantaran strategi yang perusahaan gunakan, yakni penyaluran secara langsung ke penerima kredit dan bekerja sama dengan lembaga pembiayaan melalui konsep channeling.