Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih diproyeksi moncer pada keseluruhan tahun ini ditambah optimisme konsumen yang kian menguat. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pun optimistis penyaluran kredit akan tetap terjaga sesuai target, tumbuh dobel digit.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan BRI memproyeksikan penyaluran kredit di pada kuartal IV/2023 akan tumbuh positif.
Hal ini sesuai dengan hasil riset Indeks Bisnis UMKM kuartal III/2023 dan Ekspektasi kuartal IV/2023, di mana menyongsong akhir tahun, pebisnis atau pelaku UMKM tetap optimistis aktivitas usahanya akan meningkat. Adapun, Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM tetap berada di level yang tinggi yakni 121,8.
"Oleh karena itu, hingga akhir tahun 2023 kami proyeksikan pertumbuhan kredit BRI dapat berada di level 10-12% yoy [year on year]. Ke depan BRI akan terus fokus untuk menumbuhkan segmen UMKM yang merupakan core business perseroan," katanya kepada Bisnis pada Kamis (9/11/2023).
Adapun, terdapat dua strategi BRI untuk mendorong pertumbuhan kredit secara berkelanjutan. Strategi pertama, BRI menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program-program pemberdayaan dan pendampingan.
Strategi kedua, mencari sumber pertumbuhan baru atau menyasar segmen ultra mikro melalui holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian.
Baca Juga
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan ditopang likuiditas yang solid serta mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, BCA optimistis bisa menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan.
"Kami berkomitmen turut mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor. Selain itu, kami juga senantiasa mengamati dinamika yang terjadi di pasar. Kami berharap total kredit BCA akan tumbuh di kisaran 10%-12% pada tahun ini," ujar Hera kepada Bisnis.
Adapun, menurutnya BCA akan terus menjajaki berbagai kesempatan untuk melakukan penyaluran kredit di berbagai sektor. BCA juga tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makroekonomi.
Optimisme kedua bank jumbo itu terjadi di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang moncer tahun ini.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan potensi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2023 bakal terkerek ke atas 5% yoy dengan porsi belanja negara yang masih tersisa Rp1.078 triliun.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini dan 2024, meskipun lembaga global tersebut memangkas outlook ekonomi global.
Dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2023, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5% untuk tahun ini dan 2024 mendatang.
IMF mengatakan proyeksi ekonomi RI didasarkan pada kebijakan pemerintah yang mempertahankan kebijakan fiskal yang netral, disertai dengan kebijakan pajak dan reformasi administrasi yang moderat, realisasi belanja negara, dan peningkatan belanja modal secara bertahap dalam jangka menengah yang sejalan dengan ruang fiskal.
Adapun IMF mengatakan asumsi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) sejalan dengan inflasi yang berada di kisaran target bank sentral dalam jangka menengah.
Tak hanya proyeksi pertumbuhan ekonomi, optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian meningkat pada Oktober 2023.
Berdasarkan Survei Konsumen BI, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2023 sebesar 124,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 121,7 pada September 2023.
Direktur Departemen Komunikasi BI Nita A. Muelgini menyampaikan bahwa menguatnya keyakinan konsumen pada Oktober 2023 didorong oleh meningkatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan.
Jika dirincikan, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Oktober 2023 tercatat masing-masing sebesar 114,4 dan 134,2. “IKE tercatat meningkat terutama pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (8/11/2023).