Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Syariah Diprediksi Tembus Dobel Digit pada 2024

Ekonom BSI memperkirakan pembiayaan syariah secara industri akan tembus dobel digit pada 2024. Sehingga bisa menjadi motor dari pertumbuhan ekonomi nasional
Ilustrasi - Karyawan BRI Syariah tengah menggunakan aplikasi i-Kurma saat berinteraksi dengan nasabah. /Dokumen BRI Syariah
Ilustrasi - Karyawan BRI Syariah tengah menggunakan aplikasi i-Kurma saat berinteraksi dengan nasabah. /Dokumen BRI Syariah

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) optimistis bahwa pembiayaan syariah secara industri akan tembus dobel digit pada 2024. Sehingga bisa menjadi motor dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan dengan kolaborasi pelaku sektor ekonomi, pihaknya mampu memastikan dapat mencapai target jangka panjang.

  “Kalau dalam konteks berapa persen, DPK syariah bisa tumbuh 11,43% sementara pembiayaa syariah tembus 10,25%. Saat ini, dari konteks portofolio lebih banyak working capital. Tapi, saya optimistis dari sisi ritel tumbuh, apalagi ada insentif bebas pajak,” katanya dalam Media Gathering di Jakarta, Jumat (17/11/2023). 

Saat ini, dirinya menyebut saat ini perbankan syariah perlu untuk meyakinkan stakeholder bahwa keuangan syariah tidak hanya muslim friendly, tetapi juga bisa diakses oleh seluruh masyarakat. 

Saat ini, menurutnya pemain perbankan syariah juga terbuka dalam melakukan kolaborasi di semua pihak di sektor usaha.

Sebagai informasi, beragam upaya terus dilakukan pemerintah dan regulator untuk mendongkrak pangsa pasar bank syariah Tanah Air.

Mulai dari pemisahan UUS alias spin-off, konsolidasi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) hingga konversi berbagai BPD, terutama yang besar, menjadi bank syariah. 

Berdasarkan laporan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK, dari sisi nilai total aset perbankan syariah sampai dengan Juni 2023 sebesar Rp801,68 triliun, naik dibandingkan dengan posisi Juni 2022 sebesar Rp703,55 triliun. 

Jika diukur secara persentase, pertumbuhan aset perbankan syariah pada Juni 2023 tercatat tumbuh 7,63% tumbuh tipis dari yang sebelumnya 7,14% pada Juni 2022 dari total industri perbankan. 

Sementara, secara bulanan pertumbuhan aset bank syariah pun terlihat stagnan. Terbukti, pada 7,35% pada Januari, lalu bergerak 7,4 persen pada Februari, dilanjutkan menjadi 7,6% pada Maret, kemudian 7,58% pada April, hingga besaran aset syariah menyentuh 7,59% pada Mei 2023. Bahkan, jika ditarik sejak 2020, pangsa pasar syariah hanya menyentuh 6,76%, disusul pada 2021 menjadi 7%

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin menilai di tengah banyaknya upaya regulator, nyatanya perkembangan industri ini masih belum mencapai titik signifikan.

Kata Amin, bank syariah Tanah Air perlu melakukan gebrakan dan inovasi lebih lanjut dalam pengembangan perbankan syariah.

“Konversi dan spin off hanya menggeser portofolio aja, tidak langsung serta merta mengembangkan, itu kan jalan pintas. Iya mungkin nanti akan mengkoreksi pangsa pasar secara umum, akan tetapi spin off maupun merger kan kuenya tetap sama,” ujarnya.  

Bagi Amin, bank syariah seharusnya lebih berani untuk menentukan langkah. Mulai dari mengembangkan bisnis mereka dengan membuka cabang di luar negeri, mengejar pasar asing, mencari sumber pendanaan dari Timur Tengah, hingga berkolaborasi dengan bank syariah lainnya baik di tingkat regional maupun internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper