Bisnis.com, JAKARTA - Founder dan CEO QM Financial Ligwina Hananto mengatakan 73% gen Z di Indonesia ragu terhadap keuangannya untuk rencana jangka panjang.
Dia menjelaskan beberapa kesalahan umum yang dilakukan gen Z dalam mengatur keuangannya, yaitu uang habis untuk bergaya dan lebih banyak pengeluaran daripada penghasilan.
"Kalau penghasilannya lebih rendah dari pengeluarannya pasti akan bermasalah," katanya dalam konferensi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Minggu (19/11/2023).
Ligwina menyarankan anak muda untuk memiliki tiga rekening untuk mengatur keuangan, yaitu rekening utama, rekening gaya dan rekening simpanan.
"Kita bikin sistem tiga rekening. Sistem tiga rekening itu adalah ada rekening utama, yang kita pakai untuk terima uangnya, habis itu dipisah ke dua rekening. Yang satu adalah rekening gaya, buat self reward, yang satu lagi adalah rekening simpanan," ujarnya.
Menurutnya, jika anak muda mau gaya tentu boleh dengan memakai saldo yang ada di rekening gaya. Rekening gaya ini harus ada saldonya, maka pada saat ada rekening gaya, jadi tidak mengambil saldo dari rekening simpanan.
Baca Juga
Selanjutnya, dia mengungkap cara untuk mendefinisikan diri untuk bisa dianggap sebagai orang yang mampu.
"Cara untuk mendefinisikan mampu adalah saldonya mampu untuk beli dua kali lipat barang yang kamu mau," tambahnya.
Ligwina menjelaskan bahwa dengan cara itu, bisa mengukur diri dalam bergaya, dan tidak ada yang bisa memberitahu selain diri sendiri.
"Dengan cara itu, kita jadi bisa ukur gaya, aku mau sampai mana dengan waras. Tidak ada orang lain yang bisa kasih tahu kamu kecuali diri kamu sendiri. Kalau kamu tidak bisa kasih tahu dirimu sendiri maka kamu adalah orang-orang yang halu. Kalau itu sudah harus ke psikolog yah. Itu bukan masalah finansial, itu masalah psikologis," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan ada dua ilmu yang sangat berbeda, ada ilmu menghasilkan uang, ada ilmu mengatur uang.
"Jadi cari duit sama atur duit dua ilmu yang berbeda. Isu terakhir pengeluarannya lebih besar dari penghasilannya, maka orang akan mengeluh terus. Sebenarnya bukan penghasilannya kecil dan pengeluarannya besar, dia lagi marah kenapa penghasilannya kecil. Yang namanya finance itu ilmunya angka dan hitungan. Maka yang harus dibenahi adalah mempertanyakan kenapa penghasilannya rendah, ada banyak faktor, gimana skill yang kita punya memperbaiki kemampuan menghasilkan uang itu. Karena kalau dibilang kurang, semua orang bilang kurang," ujarnya.
Dia menyatakan perlunya berpikir untuk menata karir supaya ada perjalanannya, dan penghasilan tidak terus kecil. Menurutnya, dengan adanya jenjang karir maka seiring bertambahnya umur, penghasilan ikut bertambah, sambil penghasilan bertambah maka uangnya perlu di atur.