Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Asosiasi Ungkap Biang Keladi Industri Asuransi Umum Belum Sehat

Ketua AAUI Budi Herawan menyatakan saat ini kondisi industri asuransi umum dan reasuransi belum sehat.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai kondisi industri asuransi umum dan reasuransi masih dalam keadaan belum sehat, meski hasil underwriting yang ditorehkan di level 18,99% pada kuartal III/2023.

Ketua AAUI Budi Herawan mengatakan belum sehatnya industri asuransi umum dan reasuransi salah satunya diukur dari rasio hasil underwriting dan rasio beban usaha (operasional expenditure/opex).

Perlu diketahui, pada kuartal III/2023, AAUI mencatat rasio beban usaha industri asuransi umum berada di angka 15,97%.

Meski secara industri rasio beban usaha lebih kecil dibanding hasil underwriting, Budi mengungkapkan bahwa masih terdapat beberapa perusahaan asuransi umum yang memiliki permodalan yang terbatas dengan rasio beban usaha rata-rata di atas 20%.

“Enggak sehatnya karena sudah pasti indikator hasil underwriting itu belum bisa menutupi biaya opex,” kata Budi saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Pasalnya, Budi menyampaikan bahwa raihan laba yang dicetak industri asuransi mayoritas disokong dari hasil investasi. Hasil investasi sendiri berasal dari permodalan dan premi industri. Adapun, rasio investasi industri asuransi umum adalah sebesar 3,86% pada kuartal III/2023.

“Penyehatannya jelas, kita harus benar-benar menjadi satu-kesatuan yang utuh. Terjadinya perang dalam arti pemberian tambahan diskon [premi], itu juga harusnya enggak berlaku. Yang dirugikan siapa? Penanggungnya sendiri, bukan tertanggung, tertanggung diuntungkan terus, sedangkan terjadi inflasi [di global],” ungkapnya.

Budi meminta agar industri asuransi melakukan transformasi dan reformasi. Meski demikian, perbaikan ini juga memerlukan waktu yang lama.

“Semoga 2024 bisa terlihat nanti hasilnya kalau ini reformasi dan transformasi berjalan sesuai dengan harapan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper