Daftar Pinjol dengan Kredit Macet yang Tinggi

Bisnis.com, JAKARTA— Platform financial technology peer to peer (fintech P2P) lending atau pinjol merupakan layanan yang menghubungkan antara pemberi pinjaman (lender) dan debitur. 

Layanan tersebut bisa menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk berinvestasi. Pasalnya platform P2P lending memberikan imbal hasil yang cukup menarik yakni mencapai 11—16% per tahun. 

Namun demikian, lender juga harus berhati-hati dengan risiko gagal bayar yang bisa saja terjadi kapan saja. Perencana Keuangan sekaligus Founder dan CEO PT Solusi Finansialku Indonesia (Finansialku) Melvin Mumpuni menyebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan berinvestasi ke P2P Lending. 

Pertama adalah memilih platform yang berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memiliki reputasi yang baik. Kemudian, lender juga harus mempertimbangkan tingkat keberhasilan kredit atau TKB90, asuransi yang dimiliki, hingga bunga.

“Jadi fokus pada manajemen risiko. Apakah ada beberapa perlindungan jika terjadi gagal bayar,” kata Melvin. 

Ada beberapa perusahaan P2P lending yang menjadi sorotan lantaran tingkat keberhasilan kreditnya rendah yang membuat kredit macetnya (TWP90) tinggi. Beberapa kasus yang menjadi sorotan yakni Tanifund, iGrow, hingga Investree. 

Tanifund menjadi platform fintech P2P lending dengan tingkat TWP90 tertinggi yakni 63,93%. Platform tersebut juga kini berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Kemudian ada juga iGrow dan Investree yang belakangan menjadi sorotan lantaran lendernya mengeluhkan gagal bayar. Masing-masing platform memiliki TWP90 yakni 46,56% dan 8,54%. 

Berikut ini Bisnis rangkum tingkat kredit macet P2P lending di atas 5% dari yang tertinggi sampai terendah, dikutip dari website masing-masing, Senin (27/11/2023): 

Adapun tingkat kredit macet tersebut sewaktu-waktu bisa berubah. Lender dapat melihat tingkat kredit macet melalui website resmi masing-masing platform P2P lending.