Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) berusaha keras menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) agar tetap rendah. Perseroan menargetkan rasio NPL tidak lebih tinggi dari 3% hingga akhir 2023.
Namun, sayangnya saat ini rasio NPL gross Bank Oke naik dari 2,67% pada September 2022 menjadi 3,51% pada September 2023. Begitu juga dengan NPL nett yang menanjak dari 1,82% ke level 2,42%.
Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan untuk menghindari terjadinya kenaikan NPL, bank bakal lebih selektif dalam memberikan kredit.
“Saat ini, sejumlah sektor yang perlu diwaspadai oleh bank secara umum tentu saja sektor-sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga,” ujarnya pada Bisnis, Selasa (28/11/2023).
Akan tetapi, kata Efdinal bukan berarti Bank Oke menghindari kredit kepada sektor ini sama sekali. Di mana, Bank Oke masih tetap memberikan kredit kepada sejumlah sektor, akan tetapi dengan mitigasi resiko yang lebih ketat.
Lebih lanjut, dirinya menuturkan untuk menghindari terjadinya kenaikan NPL di bank, ke depannya bank akan terus menjaga prinsip kehati-hatian dalam proses underwriting kredit yang akan diberikan.
Baca Juga
Sebelumnya, Efdinal memang menjelaskan bahwa sebagian besar peningkatan NPL ini disebabkan oleh nasabah Usaha Kecil Menengah (SME) yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
Meskipun bank telah melakukan restrukturisasi kredit beberapa kali sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), usaha-usaha debitur tersebut masih tetap kesulitan dan tidak mampu pulih.
“Sampai akhirnya, usaha debitur tidak dapat pulih kembali dan debitur akhirnya juga sudah angkat tangan. Tapi, kami pun sudah melakukan pencadangan yang cukup untuk menutup kerugian yang mungkin terjadi,” ujarnya.
Sebagai informasi, Bank Oke mencatatkan laba bersih Rp20,66 miliar pada kuartal III/2023, naik dua kali lipat atau 101,56% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,25 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, raupan laba bersih bank terdorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tumbuh 39,51% yoy menjadi Rp453,98 miliar.
Dari sisi intermediasi, emiten bank berkode DNAR ini telah menyalurkan kredit Rp8,64 triliun pada kuartal III/2023, naik 15,81% yoy. Aset pun naik 16,2% yoy menjadi Rp10,97 triliun.
Sementara itu, raupan dana pihak ketiga (DPK) bank pada kuartal III/2023 mencapai Rp6,13 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp5,63 triliun. Dana murah atau current account saving account (CASA) DNAR juga naik dari Rp756,53 miliar menjadi Rp1 triliun.