Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa pelat merah PT BNI Life Insurance (BNI Life) mencatat pendapatan premi perusahaan mencapai Rp4,55 triliun pada Oktober 2023. Raihan premi BNI Life tumbuh 9,17% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp4,17 triliun.
Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan mayoritas pendapatan premi perusahaan ditopang dari premi tradisional. Meski demikian, BNI Life mencatat baik premi tradisional maupun unit-linked perusahaan mengalami pertumbuhan.
“Sampai dengan Oktober 2023, pendapatan premi unit-linked BNI Life sebesar Rp1,2 triliun atau tumbuh 13% yoy dan pendapatan premi tradisional sebesar Rp3,3 triliun atau tumbuh 8% yoy,” kata Eben kepada Bisnis, Rabu (29/11/2023).
Berdasarkan data, Eben menyampaikan bahwa pertumbuhan premi unit-linked disebabkan adanya peningkatan premi pada kanal employee benefit, khususnya produk optima group saving. Sedangkan premi tradisional karena kenaikan premi dari produk individu di kanal bancassurance.
Adapun hingga akhir tahun, BNI Life memproyeksikan premi tradisional tetap mengambil porsi tertinggi dibandingkan unit-linked.
“Proyeksi pendapatan premi unit-linked hingga akhir tahun sebesar Rp1,4 triliun dan premi tradisional sebesar Rp4,3 triliun,” ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi dari produk asuransi jiwa unit-linked masih turun 22,4% yoy. Angkanya tertekan dari Rp82,91 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp64,37 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Di sisi lain, premi asuransi tradisional mengalami pertumbuhan sebesar 12,5% yoy menjadi Rp67,67 triliun dari sebelumnya hanya Rp60,16 triliun.
Secara keseluruhan, AAJI mencatat total premi mencapai Rp132,04 triliun atau turun 7,7% yoy dari Rp143,08 triliun.