Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi Multifinance oleh Investor Asing Diprediksi Masih Marak

Dengan akuisisi oleh investor asing, permodalan perusahaan multifinance akan semakin kuat.
Multifinance/Istimewa
Multifinance/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) melihat bahwa masih banyak investor asing yang tertarik untuk mengakuisisi perusahaan multifinance di Indonesia. 

Hal tersebut juga tentunya menjadi angin segar untuk perusahaan multifinance di Indonesia untuk menghadapi persaingan di masa depan. Pasalnya dengan akuisisi tersebut permodalan perusahaan multifinance akan semakin kuat. 

“Kekuatan permodalan ini tentu harus diikuti pengusaha di dalam negeri, pengusaha di dalam negeri kalau memang kurang harus cari investor,” kata Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno di Jakarta, Rabu (29/11/2023). 

Suwandi mengatakan ada beberapa alasan investor asing masih tertarik untuk mengakuisisi perusahaan pembiayaan. Terutama karena aturan perusahaan pembiayaan di Indonesia yang cukup ketat.

Dengan demikian, bisnisnya berjalan lebih aman. Perusahaan pembiayaan juga harus mendapatkan kepercayaan bank untuk mendapatkan pendanaan. 

Tak hanya itu, investor asing juga melihat bahwa Indonesia merupakan pasar yang potensial dengan lebih dari 270 juta penduduk. Selain itu, banyak segmen yang dapat dilakukan oleh perusahaan pembiayaan. 

“Perusahaan pembiayaan dapat melakukan apapun dari mulai pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna. Jadi, ada dua yang sifatnya produktif yakni investasi dan modal kerja, kalau konsumtif di multiguna,” ungkapnya. 

Raksasa keuangan dari Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) diketahui telah mengakuisisi PT Home Credit Indonesia. Perusahaan juga sedang dalam proses negosiasi atas rencana pengambilalihan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) atau Mandala Finance.

Sebelumnya juga, KreditPlus yang awalnya bernama PT Finansia Multi Finance dan diakuisisi oleh KB Kookmin Card Corp dengan kepemilikan saham mencapai 80 persen pada Juli 2020. 

Diberitakan sebelumnya, Suwandi menyebut bahwa pangsa pasar terbesar industri multifinance masih didominasi perusahaan multifinance yang merupakan anak dari bank dalam negeri seperti halnya BCA Finance dan Mandiri Tunas Finance (MTF).

Kendati demikian, dia tidak memungkiri bahwa pangsa pasar bisa saja berubah di tengah getolnya akuisisi multifinance oleh investor asing. 

“Perbankan dalam negeri masih punya daya. Namun tergantung juga kalau mereka [investor asing] tidak mau main di suku bunga yang rendah dan return yang kecil dan mereka masuk ke mobil bekas tidak hanya kendaraan baru saja. Potensi pasarnya besar, kalau bisa berubah pasti bisa berubah,” paparnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper