Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bank Jago (ARTO) Ungkap Kondisi Penyaluran Kredit ke Ekosistem GOTO

Di antara kolaborasi Bank Jago (ARTO) dengan GoTo adalah pendanaan pada produk GoPayLater Cicil.
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang Bank Jago, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang Bank Jago, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank digital PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mengandalkan ekosistem GoTo dalam meraup banyak simpanan nasabah, termasuk pengembangan layanan ‘GoPay Tabungan by Jago’. Tak hanya untuk meraup simpanan, integrasi dengan ekosistem GoTo akan digencarkan untuk penyaluran kredit.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan saat ini Bank Jago memang sedang gencar menjalankan integrasi dengan ekosistem GoTo dari sisi funding untuk akuisisi nasabah baru.

Terbaru, Bank Jago bersama dengan GoTo Finansial (Gopay) meluncurkan produk 'GoPay Tabungan by Jago’. Produk tersebut memfasilitasi layanan perbankan bagi pengguna Gopay.

Namun, menurut Arief, integrasi tidak hanya akan dilakukan dari sisi funding, tetapi juga dari sisi lending. "Integrasi dari sisi lending memang sudah dilakukan baik dengan GoTo dan partner lainnya. Sebagai gambaran, saat ini sebagian besar pinjaman yang disalurkan adalah melalui partner," katanya dalam Public Expose pada Rabu (29/11/2023).

Di antara kolaborasi dengan GoTo adalah pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood.

Adapun, porsi lending yang dikontribusikan dari ekosistem GoTo kepada Bank Jago saat ini dinilai masih kecil, yakni 8%-9% dari portofolio pinjaman. Meski begitu, pertumbuhan kredit pesat tiap kuartalnya.

"Ke depan, kami optimis kontribusi pinjaman dari GoTo akan semakin tinggi sejalan dengan pertumbuhan portofolio kredit Bank Jago," kata Arief.

Sementara itu, Bank Jago telah menyalurkan kredit Rp10,9 triliun pada kuartal III/2023, tumbuh 33% secara tahunan (year on year/yoy). Aset bank pun naik 21% yoy menjadi Rp19,12 triliun.

Bank Jago juga telah menjaga kualitas kreditnya. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun dari level 2,1% pada September 2022 menjadi 1,15% pada September 2023. Lalu, NPL nett turun dari 0,95% pada September 2022 ke level 0,14% pada September 2023.

Kemampuan penyaluran kredit bank diimbangi dengan raupan pendanaan, di mana Bank Jago telah berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp10,3 triliun, tumbuh 41% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 73%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper