Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Jago Tbk. (ARTO) optimistis mampu melanjutkan pertumbuhan secara eksponensial di tengah tren bank asing yang kerap mengakusisi lini consumer banking hingga bank konvensional yang juga mendigitalisasi layanan.
Sebagai informasi, Bank Jago mencatatkan nasabah mencapai 9,6 juta per Oktober 2023, di mana 7,6 juta di antaranya berasal dari nasabah funding pengguna Aplikasi Jago.
Head of Consumer Business Bank Jago Trio Lumbantoruan mengatakan penting bagi sebuah suatu lembaga keuangan punya unique value proposition, di mana cara Bank Jago bersaing adalah melalui ekosistem dan kolaborasi digital demi menggaet nasabah.
"Kita percaya bahwa banyak hal yang dapat diselesaikan dari kebutuhan sehari-hari dengan finansial, banyak opportunity yang masih ada, kita percaya dengan terus berinovasi dan menyelesaikan pain point pelanggan, kita bisa tumbuh sehat," ujarnya dalam agenda Bisnis Indonesia Busines Challenge 2024 di Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Menurutnya, perluasan ekosistem bakal menjadi hal yang penting. Teranyar, dengan kolaborasi bersama GoTo Financial, Trio menuturkan inovasi ini sangatlah menguntungkan dua belah pihak. Di mana, Gopay yang merupakan layanan fintech dilengkapi dengan sistem berupa keunggulan bank.
"Selama ini kita punya Gopay saldo dan orang biasanya ragu untuk isi amount dengan jumlah besar atau bahkan isinya berkali-kali, tapi jumlahnya kecil. Karena dirasa tidak memberikan keuntungan apapun, tapi dengan solusi ini, fungsi e-wallet bertambah, artinya uang bisa bertumbuh di e-wallet sekaligus juga diawasi dengan OJK," katanya.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia menuturkan bank berbasis teknologi (tech-based bank) ini juga sempat berkolaborasi dengan agen penjual efek reksa dana (APERD) online PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit.id) untuk menyediakan produk dan layanan pengelolaan keuangan dan investasi.
Dari sisi kinerja, Bank Jago membukukan laba bersih sebesar Rp50,29 miliar, meningkat 24% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp40,57 miliar.
Dari sisi intermediasi, Bank Jago membukukan penyaluran kredit Rp10,9 triliun, tumbuh 33% yoy. Alhasil, aset bank naik 21% yoy menjadi Rp19,12 triliun.
Bank Jago juga telah mencatatkan perbaikan kualitas kredit. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun dari level 2,1% pada September 2022 menjadi 1,15% pada September 2023. Lalu, NPL nett turun dari 0,95% pada September 2022 ke level 0,14% pada September 2023.
Terakhir, di sisi pendanaan, Bank Jago meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp10,3 triliun, tumbuh 41% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 73%.