Bisnis.com, BANDUNG — PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) menyebut mengalami diversifikasi portofolio seiring merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI).
Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan setelah merger dengan SMBC pada Februari 2019, pangsa pensiun persentase pensiun BTPN turun menjadi sekitar 17%. Seperti diketahui, sebelumnya BTPN identik dengan pensiunan.
“Kalau dulu [persentase pensiun] awal BTPN sebelum merger pernah mencapai 85%. Jadi itu menggambarkan bahwa diversifikasi portofolio sudah berjalan dengan adanya merger,” kata Henoch dalam Media Gathering Bank BTPN di Bandung, Kamis (30/11/2023).
Henoch menjelaskan bahwa dalam 5 tahun terakhir, persaingan di pasar pensiun berkembang pesat dengan hadirnya pemain-pemain baru. Meski demikian, hadirnya pemain baru di bisnis pensiunan merupakan hal yang lumrah.
“Bukan karena BTPN mengalihkan business model-nya dari pensiun, tetapi karena persaingan. Tapi kami komit untuk melayani dengan lebih baik lagi, salah satunya adalah dengan digitalisasi dan kemudahan,” ungkapnya.
Jika dilihat dari aktivitas kantor cabang, Henoch menyebut para pensiunan di rentang usia 80 tahun ditemani oleh anak dan cucu untuk mengambil uang purna bakti. Saat ini, Henoch mengungkapkan kondisi pensiunan baru sudah berbeda, yakni berumur 58 tahun namun sudah terbiasa menggunakan aplikasi.
Baca Juga
“Pada saat ini, sebenarnya pensiunanan bukan hal yang aneh menggunakan smartphone dan aplikasi, mereka sudah tahu bahwa ke depan untuk transfer tidak perlu naik angkot, [untuk itu] BTPN menyiapkan aplikasi yang khusus [pensiun],” tuturnya.
Meski pangsa pasar pensiunan yang dimiliki BTPN semakin menipis, pihaknya tetap berkomitmen untuk memberikan layanan terbaru kepada para nasabah, termasuk rencana mengembangkan aplikasi untuk para pensiunan.
Ke depan, Henoch menyatakan bahwa Bank BTPN akan tetap memperluas segmen yang masih besar, mulai dari consumer finance, SME, commercial, hingga personal needs.