Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Banyak Kasus Fraud jelang Musim Liburan Akhir Tahun

Berdasarkan Holiday Edition Threats Report, tingkat penipuan pada musim libur tahun 2022 meningkat 11% dibandingkan dengan di luar musim libur.
Ilustrasi konsumen melakukan transaksi menggunakan kartu kredit/Freepik
Ilustrasi konsumen melakukan transaksi menggunakan kartu kredit/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA -- Visa Indonesia menyoroti di tengah maraknya kegiatan traveling dan shopping di musim libur akhir tahun, perlu tindakan antisipasi dari sisi konsumen hingga merchant karena terdapat peningkatan modus fraud.

Berdasarkan Holiday Edition Threats Report menunjukkan bahwa dari kategori top merchant yang menjadi target penipu, tingkat penipuan pada musim libur tahun 2022 meningkat 11% dibandingkan dengan di luar musim libur. Angka ini meningkat 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman juga menuturkan salah satu metode penipuan yang sering digunakan adalah penipuan dengan intercept OTP (one-time-password) yang kerap melalui social engineering.

Di sisi lain, Riko menyebut ada beberapa kebiasaan yang dapat membantu konsumen dalam berbelanja di musim liburan agar tetap aman.

Pertama, periksa kembali reputasi dan keaslian toko. Menurut Riko, pilih toko tepercaya dan yang sudah dikenal dengan baik.

“Jika Anda mempertimbangkan untuk membeli dari toko di mana Anda belum pernah bertransaksi, lakukan riset untuk memeriksa reputasi dan keasliannya,” ucapnya.

Kedua, pastikan situs web menggunakan teknologi yang aman. Saat melakukan checkout, alamat situs web harus dimulai dengan 'https://'. Huruf 's' adalah singkatan dari secure yang berarti data pengguna dienkripsi dan dikirim melalui koneksi yang aman. 

Ketiga, hindari Wi-Fi publik untuk berbelanja. Jaringan Wi-Fi publik sering kali tidak aman, sehingga memudahkan para peretas untuk mencuri informasi. “Selalu gunakan koneksi internet pribadi yang aman saat Anda melakukan pembelian,” katanya. 

Terakhir, waspadai penawaran yang terlalu menarik. Bagi Riko, penawaran yang terdapat di situs web atau masuk ke email sering kali terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, terutama ketika harganya sangat rendah untuk barang-barang yang sulit didapat. “Konsumen harus curiga dengan penawaran semacam itu,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper