Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady masih enggan berkomentar banyak soal penggabungan atau merger dengan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP).
Sebagaimana diketahui, kabar merger kedua bank milik konglomerat itu mengemuka sejak awal 2023. Akan tetapi, pelaksanaan merger sendiri molor dari waktu yang ditargetkan untuk rampung pada Agustus 2023.
Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen NOBU menyampaikan bahwa perseroan belum dapat menyampaikan informasi apapun.
“Kami akan senantiasa mematuhi ketentuan yang berlaku terkait kewajiban keterbukaan informasi kepada publik apabila kami akan melakukan langkah-langkah aksi korporasi,” tulis manajemen NOBU dikutip Bisnis, Senin (18/12/2023).
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae sempat melaporkan bahwa rencana merger MNC-Nobu masih dalam proses, dan tidak ada perubahan komitmen dari kedua pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) bank tersebut.
"Sehingga harus diwujudkan sesuai komitmen dan target kedua PSPT bank dimaksud," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/11/2023).
Baca Juga
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, OJK bakal mendorong proses merger tersebut dengan tetap memperhatikan ketentuan perundang-undanganan yang berlaku.
Di sisi lain, molornya merger dari target yang dipasang, lantaran, kata Dian, terdapat sejumlah masalah-masalah teknis operasional yang dihadapi kedua bank, mulai dari arah bisnis ke depan hingga masalah kepemilikan saham. “Karena mereka kan agak sedikit berbeda,” ucap Dian.
Meski menghadapi sejumlah masalah, dia menyebutkan merger kedua bank itu menjadi point of no return alias harga mati dalam konsolidasi perbankan Tanah Air.
Menurutnya, rencana merger kedua bank juga merupakan wujud komitmen dari pemegang saham secara business to business (B2B) dalam rangka mendukung konsolidasi serta penguatan industri perbankan.
Saat ini, baik BABP dan NOBU sama-sama masuk ke dalam KBMI I atau bank kelas bawah. BABP mempunyai modal inti Rp3,32 triliun per September 2023 dan NOBU memiliki modal inti Rp3,12 triliun pada periode yang sama.
Adapun, mengacu kepada laporan keuangannya, seiring dengan rencanan merger, baik Bank Nobu dan Bank MNC sama-sama mencatatkan kinerja laba yang moncer setidaknya hingga kuartal III/2023.
Bank Nobu membukukan laba bersih Rp104,4 miliar, naik 38,41% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III/2023 dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp75,43 miliar.
Sementara, Bank MNC mencatatkan laba bersih Rp57,97 miliar pada kuartal III/2023, naik tipis 0,80% yoy dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp57,51 miliar.