Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady membukukan laba bersih Rp104,4 miliar, naik 38,41% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III/2023 dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp75,43 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis, Rabu (1/11/2023), capaian laba bank didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 16,02% sebesar Rp550,74 miliar pada September 2023 dari sebelumnya Rp474,7 miliar yoy.
Adapun, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Nobu juga naik 22 basis poin (bps) dari 3,26% menjadi 3,48% per September 2023.
Laba bank juga ditopang peningkatan pesat pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang naik 137,23% yoy menjadi Rp86,52 miliar pada September 2023 dari yang sebelumnya Rp36,47 miliar pada September 2022.
Untuk beban kerugian penurunan nilai misalnya susut 14,81% menjadi Rp30,28 miliar pada September 2023, dari sebelumnya Rp35,55 miliar. Sehingga, laba operasional pun naik menjadi 32,61% menjadi Rp129,61 miliar pada September 2023 dari sebelumnya Rp97,74 miliar pada September 2022.
Rasio profitabilitas bank pun tetap terjaga. Tercatat, rasio imbal balik aset (return on assets/ROA) naik 15 basis poin (bps) menjadi 0,78% dari lebvel 0,63% dan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) turun 131 bps dari 6,22% menjadi 4,91%.
Baca Juga
Dari sisi intermediasi, Bank Nobu telah menyalurkan kredit Rp13,62 triliun, naik 13,42% dari Rp12 triliun. Alhasil, aset bank pun naik 16,81% yoy menjadi Rp24,82 triliun dari sebelumnya Rp21,25 triliun.
Bank juga telah mencatatkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross ke level 0,55%, dan NPL nett pada September 2023 berada di level 0,41%, keduanya sama-sama naik dari sebelumnya 0,47% dan 0,35%.
Kemudian, dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) NOBU naik 4,71% yoy menjadi Rp16,24 triliun dari sebelumnya Rp15,51 triliun. Sementara, current account saving account (CASA) alias dana murah turun 3,36% dari sebelumnya Rp6,01 triliun pada kuartal III/2023 menjadi Rp5,81 triliun pada kuartal III/2022. Sebagai informasi, proses merger PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo dengan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady berlangsung alot.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai alotnya merger kedua bank dilakukan untuk menghasilkan bank berkualitas baik. Bank Nobu dan Bank MNC sebelumnya direncanakan merger pada Agustus 2023. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda merger terlaksana.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan rencana merger Bank Nobu dan Bank MNC sebenarnya masih berproses sesuai komitmen kedua pemegang saham.
Adapun, jangka waktu merger kedua bank milik konglomerat itu bisa saja molor. Namun, proses alot merger itu menurutnya dilakukan untuk mematangkan persiapan.
"Memang untuk menghasilkan bank hasil merger yang baik, tentu perlu dilakukan persiapan yang baik pula agar bank merger dapat beroperasi dengan baik, sehingga tidak berdampak negatif, baik terhadap bank tersebut maupun industri perbankan," kata Dian dalam jawaban tertulis pada Selasa (10/10/2023).
Dian juga menyatakan rencana merger kedua bank itu merupakan wujud komitmen dari pemegang saham secara business to business (B2B) dalam rangka mendukung konsolidasi serta penguatan industri perbankan.