Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menggandeng PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dalam melakukan penyelesaian aset bermasalah atau kredit bermasalah (nonperforming loan /NPL). Melalui sinergi tersebut, BTN mampu memangkas NPL sekitar hampir Rp900 miliar.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan transaksi penyelesaian NPL itu telah diselesaikan oleh BTN dan pihak-pihak terkait pada akhir tahun lalu. Dengan begitu, rasio NPL pun menyusut.
“Penyelesaian ini [aset bermasalah] diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja perseroan. Melalui penyelesaian ini, kami optimisis dapat memperbaiki rasio NPL yang diharapkan dapat turut mendorong pertumbuhan bisnis perseroan,” ujar Nixon dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (4/1/2024).
Sebelumnya, Nixon memproyeksikan NPL akan turun pada 2024 di bawah 3%. Adapun, BTN mencatatkan NPL gross di level 3,53% dan NPL nett di level 1,58% pada kuartal III/2023.
Di antara cara dalam menyusutkan rasio NPL adalah dengan penjualan aset bermasalah. Tahun lalu, BTN memang gencar menjual sejumlah aset-aset kredit bermasalah yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
BTN di antaranya turut melakukan kesepakatan dengan IFG Life terkait pembayaran klaim-klaim tertunda sekitar Rp500 miliar.
Baca Juga
Nixon mengatakan BTN berupaya memperbaiki kualitas aset agar dapat berfokus dalam menyediakan solusi kepemilikan rumah bagi masyarakat.
“Upaya perbaikan kualitas aset di Bank BTN sejalan dengan arah bisnis perseroan untuk aktif mendukung pemerintah dalam meningkatkan penyediaan hunian yang layak melalui layanan pembiayaan perumahan terbaik,” tutur Nixon.
Di tengah upaya penyusutan NPL, BTN juga memproyeksikan penyaluran kredit yang moncer tahun ini, tumbuh 11%. BTN sendiri telah mencatatkan total kredit dan pembiayaan senilai Rp318,30 triliun hingga kuartal III/2023, tumbuh 9,87% secara tahunan (year on year/yoy).
Peningkatan tersebut didorong pertumbuhan KPR Subsidi yang naik 11,87% yoy dari Rp140,97 triliun menjadi Rp157,71 triliun pada kuartal III/2023.
Direktur Utama PPA Muhammad Teguh Wirahadikusumah mengatakan PPA sebagai bagian dari Holding BUMN Danareksa sendiri berkomitmen untuk turut mendukung stabilitas perbankan nasional melalui solusi penyelesaian NPL.
PPA berperan sebagai arranger membantu BTN dalam melakukan penyelesaian NPL melalui uji tuntas yang seksama, komunikasi dengan para pemangku kepentingan terkait, serta mengedepankan manajemen risiko yang terukur.
“Penyelesaian NPL Bank BTN ini diharapkan dapat membuka peluang yang luas untuk bersinergi dengan industri perbankan, khususnya himpunan bank milik negara [Himbara] maupun swasta, sehingga dapat memberikan nilai dan kebermanfaatan bagi industri perbankan Indonesia,” kata Teguh.