Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terus membuka keran pembiayaan ke seluruh sektor berkelanjutan. Adapun, pada tahun ini, BCA menargetkan penyaluran kredit ke sektor ini akan tumbuh sebesar 8%.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut meski begitu, pihaknya bakal selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya.
“Kami menyadari pentingnya peran sektor keuangan untuk mempercepat transisi menuju keberlanjutan dengan mendanai kebutuhan investasi hijau dan dukungan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ungkapnya pada Bisnis, Rabu (10/1/2024).
Oleh karena itu BCA senantiasa mendorong portofolio kredit keuangan berkelanjutan (sustainable finance) yang saat ini telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi.
Tercatat, pada September 2023 penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan BCA naik 11,9% YoY mencapai Rp193 triliun, dan berkontribusi hingga 25,0% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Terkait implementasi sustainable financing, BCA mendukung pembiayaan pada Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) antara lain sektor energi terbarukan, hingga bangunan hijau dengan total mencapai Rp80 triliun, serta pembiayaan sektor UMKM sebesar Rp113 triliun per September 2023
Baca Juga
“Dalam mendorong debitur untuk menjalankan praktik bisnis dan komitmen keberlanjutan, BCA juga menyalurkan sustainability-linked loans senilai Rp319 miliar per September 2023,” kata Hera.
Tak hanya melalui pembiayaan langsung, perseroan juga terus meningkatkan investasi pada obligasi hijau yang disalurkan untuk membiayai proyek-proyek dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).
“BCA pun menyalurkan pembiayaan hijau pada segmen ritel dengan pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik berbasis baterai. Sampai September 2023, pembiayaan ini meningkat tajam mencapai 15 kali lipat secara tahunan,” tutur Hera.
Ke depan, kata Hera, BCA terus meningkatkan kapabilitas pembiayaan hijau dari berbagai aspek termasuk secara aktif berkomunikasi dan mengedukasi debitur terkait pembiayaan hijau.
Dirinya menilai, prospek usaha berkelanjutan cukup baik dan masih banyak peluang pembiayaan ke sektor-sektor berkelanjutan di Indonesia.
Di sisi lain, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan tren peningkatan kredit hijau sendiri bakal seiring proyek hijau yang kian marak di tahun ini.
“Menurut saya, tantangan bank dalam menyalurkan kredit hijau adalah tingkat risiko kredit yang perlu diantisipasi dan juga demand dari energi baru terbarukan oleh masyarakat,” ucapnya pada Bisnis.
Sehingga, Trioksa menyebut untuk bisa menggenjot kredit hijau perlu stimulus kepada bank dan pelaku industri.