Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Kinerja Cuan Bank Daerah Pada 2024 Seiring Laju Landai Suku Bunga

Bank pembangunan daerah (BPD) mencatatkan kinerja laba yang lesu pada 2023 seiring dengan tren tinggi suku bunga acuan. Bagaimana kinerja pada tahun ini?
Logo Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda)/Istimewa
Logo Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Bank pembangunan daerah (BPD) mencatatkan kinerja keuntungan atau laba yang lesu pada 2023 seiring dengan tren tinggi suku bunga acuan. Pada tahun ini, BPD diproyeksi akan berkinerja moncer seiring dengan laju landai suku bunga acuan.

Sekjen Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) yang juga sebagai Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJB (BJBR) Yuddy Renaldi mengatakan kinerja BPD pada tahun ini akan tumbuh dengan baik.

"Apalagi diproyeksikan suku bunga akan menurun pada semester kedua tahun ini sehingga akan mengurangi tekanan biaya dana sekaligus mengurangi risiko pemburukan kualitas kredit," katanya kepada Bisnis pada Rabu (10/1/2024).

Adapun, terdapat sejumlah peluang lain dari proyeksi moncernya kinerja bank daerah itu pada 2024. Dari sisi intermediasi, bank mesti pandai melihat sektor potensial, khususnya sektor yang cenderung wait and see pada tahun pemilu.

"Melihat sektor yang pada umumnya mendominasi di BPD adalah konsumsi rumah tangga, saya kira permintaannya akan tetap tumbuh dengan baik," ujar Yuddy.

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim Busrul Iman mengatakan bank-bank daerah juga sudah mulai bisa melakukan penyesuaian strategi dengan tantangan laju suku bunga acuan.

"Akhirnya strategi kami adalah bagaimana kami melakukan restruktur kembali terhadap funding. Di mana kami akan lebih mengacu kepada CASA [dana murah]. Sehingga walaupun interest expenses kami naik, tapi kenaikan kami relatif lebih rendah dibandingkan yang lainnya, dan tentu saja nantinya akan kami dorong semakin efisien dan semakin murah," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pada 2023 kinerja laba BPD melesu. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bersih BPD pada Oktober 2023 mencapai Rp11,9 triliun, turun 14,81% secara tahunan (year on year/yoy) atau dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,97 triliun. 

Sejumlah BPD jumbo pun mencatatkan penurunan labanya setidaknya hingga kuartal III/2023. Laba bersih Bank BJB misalnya turun 20,5% yoy menjadi Rp1,41 triliun. Lalu, laba Bank Jatim turun 9,02% yoy menjadi Rp1,09 triliun pada kuartal III/2023.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menuturkan bahwa lesunya laba BPD disebabkan oleh adanya tren kenaikan suku bunga serta pengetatan likuiditas.

"Kenaikan suku bunga deposito karena ketatnya likuiditas tidak bisa serta merta diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit. Artinya NIM [margin bunga bersih] akan menyempit. Di sisi lain, pertumbuhan kredit juga tidak bisa dipacu karena likuiditas juga semakin ketat. Dengan demikian laba perbankan khususnya bank-bank kecil termasuk BPD akan menurun atau melambat pertumbuhannya," tutur Piter.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan faktor suku bunga tinggi memang berpengaruh pada laba bank daerah. "Namun bisa saja mereka [bank] melakukan efisiensi untuk melakukan penghematan serta proses bisnis kinerja yang lebih baik ke depannya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper