Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simpanan Nasabah di Bank 2023 Melambat 3,8%, Banyak Ditarik untuk Konsumsi?

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), nilai DPK pada Desember 2023 itu tumbuh sebesar 3,8% yoy.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan mengalami tren lesu sepanjang 2023. Adapun, per akhir 2023 atau Desember 2023 total DPK nasabah mencapai Rp8.234,2 triliun.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), nilai DPK pada Desember 2023 itu tumbuh sebesar 3,8% secara tahunan (year on year/yoy). "Stabil dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya," tulis BI pada Senin (22/1/2024).

Pada bulan sebelumnya atau November 2023, pertumbuhan DPK juga berada di level 3,8%. Meski begitu, sepanjang tahun berjalan pertumbuhan DPK telah mengalami perlambatan, di mana pada Januari 2023, DPK masih bisa tumbuh di level 8,5%.

BI mencatat perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan simpanan oleh nasabah korporasi yang tumbuh 5% dan perorangan yang tumbuh 3,2% yoy.

Dilihat dari jenis simpanannya, pada Desember 2023, simpanan giro tumbuh 3,9% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,4% yoy. Tabungan nasabah di bank tumbuh sebesar 2% yoy setelah tumbuh 2,6% yoy pada bulan sebelumnya. 

Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 5,4% yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 5,2% yoy. Nilai simpanan berjangka ini paling besar dibandingkan jenis simpanan lainnya yakni mencapai Rp3.019,4 triliun per Desember 2023.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan memang pertumbuhan DPK agak lambat karena adanya akses simpanan pada 2020, 2021, hingga 2022 yang naik tajam. "Ini karena masyarakat enggak konsumsi, sekarang ketika pandemi usai, baru konsumsi," katanya.

Meski begitu, menurutnya kondisi likuiditas saat ini masih ample. Tercatat, rasio alat likuid terhadap DPK (AL/DPK) pada Desember 2023 terjaga tinggi di level 28,73%.

Likuiditas perbankan yang tetap memadai tersebut didukung oleh kebijakan makroprudensial akomodatif, di antaranya lewat implementasi kebijakan insentif likuditas makroprudensial (KLM). 

Likuiditas yang memadai juga didukung oleh keberadaan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang diperdagangkan di pasar sekunder sehingga meningkatkan fleksibilitas perbankan dalam mengelola likuiditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper