Bisnis.com, JAKARTA — PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) mencatatkan penyaluran pembiayaan alat berat baru sebanyak Rp1,8 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut menurun 11,1% secara tahunan (year on year/yoy) apabila dibandingkan pada 2022 yang mencapai Rp2 triliun.
Direktur Utama CSUL Suwandi Wiratno mengatakan penurunan tersebut sama halnya dengan penjualan alat berat yang mengalami penurunan. Menurut catatan Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI), penjualan alat berat per kuartal III/2023 turun 11% yoy atau sebanyak 14.000 unit.
“Jadi sejajar ya penurunannya dengan industri,” kata Suwandi saat dihubungi Senin, (29/1/2024).
Kendati demikian, CSUL Finance secara keseluruhan mengalami kenaikan ditopang oleh pembiayaan modal kerja, di mana naik 166% yoy menjadi Rp3,2 triliun. Pada 2022, penyaluran pembiayaan modal kerja perseroan hanya mencapai Rp1,2 triliun.
“Pada saat orang enggak beli alat berat kan jadi butuh modal kerja,” kata Suwandi.
Suwandi mengatakan perseroan tetap optimistis menargetkan pembiayaan tetap tumbuh digenjot oleh pembiayaan modal kerja. Sementara untuk penyaluran pembiayaan baru, perseroan berharap bisa sama seperti tahun lalu alih-alih turun.
Baca Juga
Suwandi mengatakan ada beberapa tantangan yang dihadapi industri pembiayaan alat berat, salah satunya tahun politik, di mana banyak pelaku bisnis lebih berhati-hati. Selain itu, dia mengatakan naik turunnya pembiayaan alat berat merupakan hal wajar. Terlebih investasi besar-besaran pada alat berat sudah dilakukan pada 2022, di mana harga baru bara mengalami kenaikan.
“Kalau orang sudah investasi besar-besaran, tidak akan investasi terus menerus. Nanti menunggu tiga sampai empat tahun ke depan baru naik lagi,” ungkapnya.
Catatan Bisnis, pembiayaan alat berat mengalami pergerakan yang fluktuatif selama lima tahun terakhir, sejak Agustus 2019—Agustus 2023. Pada periode tersebut, pembiayaan alat berat mengalami kontraksi sebanyak 16,62% yoy menjadi Rp30,93 triliun.
Kemudian kembali turun pada Agustus 2021 menjadi 12,69% yoy menjadi Rp27 triliun. Piutang pembiayaan alat berat menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan signifikan mencapai 28,16% yoy menjadi Rp34,61 triliun pada 2022. Pertumbuhan pembiayaan alat berat kembali melambat menjadi 18% yoy pada delapan bulan pertama 2023.