Bisnis.com, JAKARTA -- Bankir di bank-bank kelas atas seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan peningkatan gaji serta bonus mereka pada 2023 seiring dengan kinerja laba yang moncer.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, Bank Mandiri mencatatkan jumlah gaji dan tunjangan, bonus serta tantiem, imbalan kerja jangka panjang kepada jajaran Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, Dewan Pengawas Syariah, serta Senior Executive Vice President dan Senior Vice President senilai Rp2,03 triliun pada 2023. Nilainya naik 10,51% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan 2022 yang senilai Rp1,83 triliun.
Kemudian BCA dalam laporan arus kas dari aktivitas operasinya melaporkan pembayaran tantiem bagi Dewan Komisaris dan Direksi sebesar Rp660 miliar pada 2023, naik 33,87% yoy dibandingkan tantiem pada 2022 Rp493 miliar.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga membukukan kenaikan gaji dan bonus kepada jajaran pengurusnya sebesar 18,75% yoy.
Total, jumlah gaji dan tunjangan, bonus/tantiem, imbalan kerja jangka panjang yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit serta Senior Executive Vice President, Executive Vice President, dan Senior Vice President BNI untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2023 adalah senilai Rp721,23 miliar.
Tidak hanya bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV, bank KBMI III seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) dan PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) pun mencatatkan kenaikan gaji dan bonus pengurusnya.
Baca Juga
Tercatat, gaji dan tunjangan, bonus serta tantiem, imbalan jangka panjang untuk Dewan Komisaris dan Direksi BSI pada 2023 mencapai Rp152,25 miliar, naik 31,13% yoy dibandingkan 2022 sebesar Rp116,1 miliar.
Lalu, gaji dan tunjangan untuk Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen kunci OCBC Indonesia untuk periode yang berakhir 31 Desember 2023 adalah Rp473,95 miliar, naik 10,14% yoy, dibandingkan tahun sebelumnya Rp430,29 miliar.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan memang bank-bank besar, termasuk bank BUMN memberikan remunerasi dan tantiem tergolong besar dikarenakan penyesuaian tanggung jawab atas pengelolaan bank tersebut.
"Untuk pertimbangan yang perlu diperhatikan tentu terkait kinerja dari bank, pemenuhan permodalan, dan tingkat manajemen risiko dari bank," tuturnya kepada Bisnis pada Jumat (2/2/2024).
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan pemberian gaji kepada pengurus bank pada dasarnya mesti mempertimbangkan kondisi keuangan.
Apabila bank mencatatkan kinerja keuangan moncer, penebalan gaji hingga bonus bagi bankir dirasa tidak ada masalah. Namun, apabila bank mengalami kinerja lesu, penebalan gaji hingga bonus dirasa tidak tepat.
"Ini lebih ke masalah pada judgement soal proper tidak proper," kata Dian kepada awak media setelah Rapat Kerja DPR dengan Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada akhir tahun lalu (6/11/2023) di Jakarta.
Adapun, seiring dengan peningkatan gaji serta bonus bankir di bank-bank kelas atas, kinerja laba memang moncer. Bank Mandiri misalnya telah membukukan laba bersih sebesar Rp55,06 triliun pada 2023, naik 33,73% yoy. BCA meraup laba bersih Rp48,63 triliun pada 2023, naik 19,4% yoy.
Kemudian BNI membukukan laba bersih konsolidasi Rp20,9 triliun, naik 14,14% yoy. BSI telah membukukan laba bersih Rp5,7 triliun sepanjang 2023, tumbuh 33,8% yoy.
Selain itu, OCBC Indonesia telah membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp4,09 triliun sepanjang 2023, naik 23% yoy.