Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa pelat merah PT BNI Life Insurance (BNI Life) memproyeksi produk tradisional masih akan mendominasi pendapatan premi perusahaan sepanjang tahun ini. Hal itu seiring dengan langkah perusahaan yang masih menyesuaikan penjualan produk unit-linked.
Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan mengaku bahwa sampai dengan saat ini, BNI Life masih melakukan penyesuaian terhadap pemasaran produk unit-linked atau produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (Paydi).
“Dikarenakan kondisi saat ini masih di awal tahun, sehingga perusahaan belum dapat memprediksi penjualan [produk unit-linked] di tahun ini,” kata Eben kepada Bisnis, Selasa (6/2/2024).
BNI Life memproyeksi premi produk unit-linked perusahaan di tahun ini mencapai Rp1,49 triliun. Premi tersebut tumbuh 4,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan pencapaian periode 2023 dengan porsi 23,2% dari total target premi BNI Life.
“Produk tradisional tetap akan mendominasi target premi 2024 karena lebih mudah dalam penjualannya,” katanya.
Adapun sepanjang 2023, BNI Life mencatat premi unit-linked mencapai Rp1,43 triliun. Premi pada produk ini tumbuh 9,4% yoy dengan porsi 26,5% dari total pendapatan premi BNI Life pada tahun lalu.
Baca Juga
Jika merujuk laporan keuangan yang dipublikasi di laman resminya, BNI Life membukukan pendapatan premi senilai Rp5,37 triliun pada 2023. Raihan premi BNI Life tumbuh 7,68% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya Rp4,99 triliun. Dari sana, jumlah pendapatan BNI Life mencapai Rp6,85 triliun dari Rp6,19 triliun atau tumbuh 10,58% yoy.
Sementara itu, klaim dan manfaat yang dibayar BNI Life meningkat 10,19% yoy. Angka klaimnya naik dari Rp2,43 triliun menjadi Rp2,67 triliun.
Beralih ke laba rugi, BNI Life mampu mengantongi laba bersih senilai Rp272,55 miliar, meningkat 34,24% yoy dari Rp203,03 miliar.
Pada tahun lalu, BNI Life juga mengalami peningkatan aset 6,48% yoy menjadi Rp23,61 triliun. Sementara itu, jumlah liabilitas yang ditanggung naik 7% yoy menjadi Rp17,59 triliun. Sedangkan jumlah ekuitas menebal 5% yoy dari Rp5,73 triliun menjadi Rp6,02 triliun.
Beranjak ke indikator kesehatan keuangan, rasio pencapaian solvabilitas atau risk-based capital (RBC) BNI Life berada di level 680,58%. Angka ini melampaui angka minimum regulator yang mensyaratkan sebesar 120%.