Bisnis.com, JAKARTA — PT Pegadaian mencatat rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing loan (NPL) mengalami perbaikan menjadi 0,85% sepanjang 2023.
Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan mengatakan kualitas pembiayaan Pegadaian semakin sehat dengan adanya penurunan NPL yang signifikan dari sebelumnya 1,2% pada 2022 menjadi 0,85% pada 2023.
“Kami tumbuh besar, omzet luar biasa, produk banyak, NPL bisa kami tekan yaitu NPL 0,85%. Kualitasnya bagus, pertumbuhannya bagus, dan NPL bagus. Pegadaian ada penghapusbukuan, tapi enggak terlalu besar, memang kualitasnya sangat bagus sehingga NPL kami hanya 0,85%,” kata Damar dalam Paparan Kinerja Pegadaian secara virtual, Selasa (6/2/2024).
Rasio keuangan lainnya, Damar menuturkan bahwa Pegadaian berhasil meningkatkan ROA (Return on Asset) sebesar 5,6% dan ROE (Return on Equity) sebesar 14,33% sepanjang tahun lalu.
Sementara itu, rasio beban operasional pendapatan operasional (BOPO) membaik dari 71,12% pada 2022 menjadi 66,10% pada tahun lalu. Damar mengatakan bahwa rasio BOPO itu terendah dalam beberapa tahun belakang, yaitu sebesar 66,10% pada 2023.
Menutup 2023, Damar mengatakan bahwa aset yang dibukukan Pegadaian mengalami pertumbuhan sebesar 12,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp82,6 triliun. Perusahaan juga mencatat outstanding loan meningkat 14,4% yoy menjadi Rp67,6 triliun, serta omzet mencapai Rp205,2 triliun atau mampu tumbuh 14,2% yoy.
Baca Juga
Dari sisi nasabah, Pegadaian mengalami peningkatan jumlah nasabah dari 21,9 juta orang menjadi 24 juta orang sampai 31 Desember 2023.
Kemudian, jumlah pengguna aplikasi Pegadaian Digital per 31 Desember 2023 mencapai 6,5 juta user dengan volume transaksi sebesar Rp14,5 triliun, naik 72% dari tahun sebelumnya. “Ke depan, Pegadaian akan setia menjadi agen inklusi keuangan yang dekat dan bersahabat dengan masyarakat,” pungkas Damar.