Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede malaporkan tren pengeluaran generasi Z dan milenial saat ini adalah leisure spending seperti menonton konser dan healing. Sayangnya, spending tidak diimbangi dengan saving, sehingga pinjaman online kian marak.
Josua juga mengatakan bahwa pola keuangan para generasi Z dan milenial menjadi tidak sustain lantaran semua pengeluaran cenderung untuk kebutuhan tersier.
“Saving tabungan kurang. tapi maunya banyak, jadi banyak sekali yang akhirnya menggunakan produk pinjol, [padahal] jadi kurang tepat,” ujarnya dalam Economic Review yang dikutip Jumat (9/2/2024).
Menurutnya, generasi Z dan generasi milenial perlu mendapatkan edukasi mengenai perencanaan keuangan demi meningkatkan awareness. “Karena kalau kita bicara spending tanpa adanya saving dan juga investasi saya pikir nanti tidak akan sustain dan akan bisa memberikan dampak negatif juga kepada beberapa, bukan hanya bank tapi industri keuangan nonbank lainnya [kredit macet]” jelasnya.
Adapun, berdasarkan paparan dari para ekonom Permata Bank, pengeluaran yang berkaitan dengan leisure, transportasi dan komunikasi, termasuk juga restoran dan hotel tumbuh cukup tinggi pada 2023.
Sementara, Otoritas Jasa Keuangan mencatat kalangan usia 19–34 tahun masih mendominasi tingkat kredit macet pinjol, yaitu dengan outstanding pinjaman mencapai Rp715,5 miliar. Porsi kredit macet di usia 19–34 tahun di level 57,69%.
Baca Juga
Kemudian, kredit macet diikuti usia 35–54 tahun dengan outstanding pinjaman mencapai Rp483,65 miliar.
Berikutnya, outstanding pinjaman dengan kredit macet di atas usia 54 tahun mencapai Rp39,19 miliar dengan 13.940 penerima pinjaman aktif. Sedangkan usia di bawah 19 tahun mencatat outstanding pinjaman kredit macet sebesar Rp1,86 miliar dan 1.836 penerima pinjaman aktif pada November 2023.