Bisnis.com, JAKARTA — Pemilihan presiden (Pilpres) satu putaran diharapkan bisa menjadi angin segar bagi industri multifinance atau leasing pada 2024.
Pasalnya dengan satu putaran kondisi bisa lebih cepat kembali normal di tengah bayang-bayang ketidakpastian ekonomi karena kontestasi politik tahun ini.
Pendapat tersebut salah satunya datang dari Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) atau CNAF Ristiawan Suherman.
“Jika dilihat dari hasil sementara quick count ada kemungkinan yang cukup besar bahwa pemilihan umum sekarang akan berlangsung satu putaran, CNAF melihat hal ini akan menjadi angin segar,” kata Ristiawan saat dihubungi Bisnis, Kamis (15/2/2024).
Ristiawan berpendapat aktivitas bisnis akan sesegera mungkin berjalan normal karena sudah ada kejelasan kepemimpinan negara. Selain itu, CNAF juga optimistis akan menggunakan sisa sembilan bulan yang ada untuk mengejar kinerja pertumbuhan sampai dengan akhir 2024.
Pada tahun ini, CNAF telah menargetkan pertumbuhan bisnis. Dari sisi pembiayaan baru misalnya ditargetkan mencapai Rp10 triliun atau meningkat 15% dari target pembiayaan baru pada 2023 sebesar Rp8,5 triliun.
Baca Juga
Salah Satu strategi CNAF dalam pencapaian target pada 2024 adalah dengan memberikan suku bunga yang bersaing dengan market melalui berbagai macam kanal penjualan yang dimiliki.
CNAF juga berusaha menjaga kualitas portofolio dimulai dari penggunaan skoring dalam analisa pembiayaan untuk memastikan kualitas nasabah yang disetujui adalah yang mempunyai tingkat resiko terkendali serta penggunaan metode risk based pricing.
Di sisi lain, Managing Director PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) atau Mandala Finance Christel Lasmana menilai pemilu dapat berpengaruh terhadap kestabilitasan ekonomi dan kepercayaan konsumen. Dampaknya bisa terjadi ke berbagai industri, termasuk industri pembiayaan.
Oleh sebab itu, dengan pemilu yang berjalan dalam satu putaran memiliki potensi untuk memberikan arah kepastian kebijakan pemerintah untuk mendukung perkembangan ekonomi negara kedepannya.
“Sehingga pelaku bisnis dapat segera menyesuaikan strategi dan aktivitas bisnis agar berjalan seiring dengan arah kebijakan pemerintah,” kata Christel kepada Bisnis, Kamis (15/2/2024).
Christel menambahkan Mandala Finance sendiri tetap akan memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi berbagai kebutuhan pembiayaan pelanggan yang tersebar dari Aceh hingga Papua sepanjang tahun ini, baik dalam skenario satu atau dua putaran pemilu.
Strateginya dengan selalu memantau perkembangan politik dan perekonomian lokal.
“Serta dalam strategi bisnis dengan tetap fokus pada pertumbuhan jangka panjang perusahaan melalui penyaluran pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian yang tepat sasaran untuk menjaga portofolio bisnis yang sehat dan menjaga kepercayaan para mitra yang dapat terus mendukung Mandala dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat,” ungkap Christel.
Pada tahun ini, Mandala Finance pun optimistis penyaluran pembiayaan bisa tumbuh double digit. Ini sejalan dengan industri pembiayaan yang diproyeksikan tumbuh 11%-13% pada tahun ini. Sepanjang 2023, perseroan telah menyalurkan pembiayaan senilai kurang lebih Rp5,5 triliun.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance Cincin Lisa Hadi mengatakan perseroan menilai adanya kontestasi pemilu pada 2024, baik terjadi satu maupun dua putaran tidak akan berdampak signifikan terhadap performa bisnis multifinance, terutama WOM Finance.
“Hal ini tentunya didasari oleh stabilitas politik yang relatif cukup baik saat ini, serta didukung kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang baik dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif baik,” kata Cincin kepada Bisnis, Kamis (15/2/2024).
Seperti halnya CIMB Niaga Finance dan Mandala Finance, WOM Finance juga berharap penyaluran pembiayaan baru perseroan bisa tumbuh pada tahun ini. Pertumbuhannya ditargetkan mencapai Rp6,5 triliun, atau meningkat 11% dibandingkan pada 2023. Hingga Desember 2023, perseroan berhasil melakukan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp5,8 triliun, atau meningkat 28% dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance Dewa Made Susila juga berkomentar terkait dampak pemilu satu atau dua putaran terhadap bisnis leasing.
Made menyebut apabila pemilu dilakukan satu putaran, maka pemain leasing masih bisa menggenjot ketertinggalan selama sembilan bulan ke depan, terlebih apabila pembiayaan melambat pada kuartal I/2024.
“Kalau misalnya enam bulan, kan mampu enggak mengejar, itu kan yang jadi pertanyaan,” kata Made ditemui usai acara Media Update Kinerja Keuangan Adira Finance Tahun 2023, Selasa (13/2/2023).
Sementara menurutnya apabila pemilu dilakukan dua kali, maka ketidakpastiannya akan lebih lama. Pasalnya konsumen khususnya nasabah korporasi yang sifatnya investasi maupun nasabah menengah atas akan cenderung wait and see.
“Kalau ditanya, pasti ada pengaruhnya tapi seberapa besar penundaan dua kali putaran memperpanjang masa ketidakpastian, enam bulan itu kan setengah dari satu tahun,” kata Made
Namun demikian, Made masih optimistis bisnis leasing akan tetap baik meskipun tahun ini penuh tantangan. Terlebih menurutnya konsumsi dalam negeri Indonesia cukup kuat dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa, di mana 55% ekonominya berasal dari sektor konsumtif.
Pada tahun ini, Adira Finance juga menargetkan penyaluran pembiayaan baru tahun ini tumbuh sekitar 13%-15% dibandingkan realisasi pada 2023. Adapun, pembiayaan baru perseroan hingga Desember 2023 tercatat mencapai Rp41,6 triliun atau meningkat sebesar 31% dibandingkan periode yang sama pada 2022.