Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pemilu, Uang Beredar Januari 2024 Tembus Rp8.721,9 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) melanjutkan tren positif pada Januari 2024 menjelang Pemilu, mencapai Rp8.721,9 triliun.
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) membukukan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) melanjutkan tren positif pada Januari 2024 atau menjelang Pemilu, yang mencapai Rp8.721,9 triliun. 

Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan bahwa posisi M2 pada periode tersebut tumbuh 5,4% (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 3,5%. 

“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit [M1] sebesar 4,9% yoy dan uang kuasi sebesar 6,1% yoy,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (22/2/2024). 

Komponen M1 secara perinci terdiri dari uang kartal di luar bank umum, BPR, serta tabungan rupiah yang dapat ditarik seaktu-waktu. Komponen ini memiliki pangsa 55,1% dari M2 dan tumbuh sebesar 4,9% secara tahunan pada Januari 2024.

Lebih lanjut, BI mencatat uang kartal yang beredar di masyarakat beberapa pekan sebelum pemilu juga tumbuh 10,3% pada Januari 2024 menjadi Rp915,9 triliun. 

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu tercatat sebesar Rp2.242,2 triliun atau tumbuh 3,8% (yoy). Giro rupiah mencapai Rp1.648,8 triliun atau tumbuh 3,6% (yoy) pada Januari 2024. 

Masih pada periode pemilu, uang kuasi dengan pangsa 44,6% dari M2 juga tercatat senilai Rp3.886,5 triliun atau tumbuh 6,1% (yoy). Utamanya, terdorong oleh simpanan berjangka yang tumbuh 5,7%. Sementara giro valas mampu tumbuh 10,7% pada Januari 2024 menjadi Rp724,7 triliun. 

Erwin manympaikan perkembangan M2 pada bulan menjelang pemilu ini terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. 

Penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 11,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,3% (yoy), turut mempengaruhi perkembangan uang dalam arti luas ini. 

Aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 4,8% (yoy), setelah tumbuh sebesar 3,6% (yoy) pada bulan sebelumnya. Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) tumbuh sebesar 1,9% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 6,5% (yoy) pada Desember 2023.

Kenaikan jumlah uang beredar telah tampak sejak tiga bulan menjelang Pemilu atau pada November 2023 yang kala itu naik Rp68,2 triliun dari Oktober 2023. 

Meski demikian, bila membandingkan dengan Desember 2023 dengan peredaran M2 mencapai Rp8.824,7 triliun, pada Januari ini turun sekitar Rp102,8 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper