Bisnis.com, JAKARTA — Anak perusahaan PT Astra International Tbk. (ASII), PT Federal International Finance (FIF Group) membukukan penyaluran pembiayaan senilai Rp42,3 triliun sepanjang 2023.
Presiden Direktur Federal International Finance Margono Tanuwijaya mengatakan bahwa nilai penyaluran pembiayaan tersebut naik 20,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan tahun 2022 senilai Rp35,1 triliun.
Selain itu, FIF juga membukukan pembiayaan untuk 3,2 juta unit atau naik sebesar 15,0% yoy dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 2,7 juta unit.
Margono menjelaskan bahwa peningkatan pembiayaan FIF Group salah satunya ditopang oleh segmen pembiayaan motor FIFASTRA, yang menyediakan layanan pembiayaan sepeda motor Honda. Tercatat, nilai penyaluran pembiayaan mencapai Rp26,9 triliun atau tumbuh 26,0% dibandingkan periode tahun sebelumnya Rp21,4 triliun.
“Kontribusi dari FIFASTRA terhadap pencapaian nilai penyaluran pembiayaan FIF melampaui 60%,” kata Margono dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (28/2/2024).
Dari segi jumlah unit sepeda motor Honda yang didanai, FIF melalui FIFASTRA juga membukukan pembiayaan kepada 1,6 juta unit pada tahun 2023. Posisinya naik 28,3% secara yoy dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 1,2 juta unit.
Baca Juga
Selain itu, FIF juga melayani pembiayaan multiguna melalui DANASTRA dengan penyaluran pembiayaan yang naik sebesar 7,9% yoy dari Rp12,4 triliun menjadi Rp13,4 triliun. Dari sana, terdapat pertumbuhan sebesar 4,5% secara yoy menjadi 1,43 juta unit dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 1,36 juta unit.
Kemudian, FIF Group melalui FINATRA, yang menyediakan layanan pembiayaan mikroproduktif untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mencatatkan nilai penyaluran pembiayaan sebesar Rp1 triliun. Nilainya melonjak 239% secara yoy dari sebelumnya Rp310 miliar.
“Dari jumlah unit kontrak UMKM yang didanai oleh FINATRA, tercatat pada tahun 2023 sebanyak lebih dari 13.000 unit, naik sebesar 313% secara yoy dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai lebih dari 3.000 unit,” ungkapnya.
Selanjutnya, melalui pembiayaan syariah atau AMITRA, perusahaan mencatatkan kenaikan sebesar 89,1% yoy menjadi Rp503 miliar dengan jumlah unit booking tumbuh 54,9% yoy menjadi 21.000 unit.
Namun, Margono menuturkan bahwa FIF Group mengalami penurunan kinerja dalam menyediakan layanan pembiayaan multiproduk mulai dari gadget, elektronika, hingga perabot rumah tangga atau dengan segmen bisnis bernama SPEKTRA.
Penyaluran pembiayaan pada segmen itu turun 35,9% yoy menjadi Rp451 miliar. Begitu pula dari sisi jumlah unit yang didanai, turun 18,0% yoy menjadi 93.000 unit.
Dari sana, FIF mampu meraup laba bersih sebesar Rp4,1 triliun pada 2023, atau tumbuh 29,4% secara yoy dibandingkan periode 2022 sebesar Rp3,2 triliun.
Beranjak ke tingkat kesehatan perusahaan, FIF mencatat rasio pembiayaan bermasalah (non-performing finance/NPF) mencapai 0,98% pada 2023.
“Berdasarkan penetapan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan [OJK], nilai NPF yang berhasil dicapai tersebut menempatkan FIF dalam klasifikasi sebagai perusahaan pembiayaan yang sangat sehat,” pungkasnya.