Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) bakal mempertimbangkan pembagian dividen bagi para pemegang saham usai menumbuhkan laba 33,8% pada 2023, ini lantaran perseroan masih membutuhkan modal tambahan dalam mengembangkan aset.
Head of Investor Relations BSI Rizky Budinanda mengatakan pembagian dividen bakal disesuaikan dengan kewenangan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) oleh pemegang saham. Meski begitu, kebijakan internal menetapkan bahwa rasio dividen BSI di sekitar 25%.
“Mudah-mudahan sebagian kita bagikan, tapi kita harus hati-hari untuk keep dividen, karena kita juga perlu untuk menunjang pertumbuhan aset ke depan,” ujarnya dalam agenda virtual Emiten Corner Reliance Sekuritas, Rabu (29/2/2024)
Menurutnya, sebagai bank yang baru beruusia tiga tahun, BSI masih memiliki rasio permodan yang rendah dengan CAR di level 21,04% per Desember 2023.
“Post merger CAR kita rendah di 16%, dan CAR mengalami perbaikan di 2022 akhir dengan [bantuan] right issue Rp5 triliun,” ujarnya.
Rizky kemudian menyebut bahwa adanya pembagian dividen tahun lalu, lantaran adanya permintaan dari pemegang saham.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, BSI sebelumnya membayar dividen sebesar Rp426,01 miliar atau 10% dari laba bersihnya pada tahun buku 2022. Dividen BSI itu ekuivalen dengan Rp9,24 per lembar saham.
Namun, tebaran dividen di BSI tahun lalu menurun jika dibandingkan dengan tebaran dividen pada tahun sebelumnya.
Tercatat, BSI telah membagikan dividen tunai sebesar 25% dari laba bersih perseroan tahun buku 2021 atau sekitar Rp757 miliar kepada pemegang saham.
Bila dilihat dari laporan keuangan, BSI sendiri membukukan laba bersih Rp5,7 triliun sepanjang 2023, tumbuh 33,8% secara tahunan (year on year/yoy).
Pertumbuhan laba BSI itu sejalan dengan aset yang juga naik 15,7% yoy menjadi Rp353,62 triliun pada 2023.
Lalu, secara kinerja intermediasi, BSI telah menyalurkan pembiayaan Rp240,31 triliun pada 2023, naik 15,7% yoy dibandingkan 2022 sebesar Rp207,7 triliun.
Adapun, dari sisi pendanaan, BSI telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp293,77 triliun pada 2023, naik 12,3% yoy. Porsi dana murah atau current account savings account (CASA) terhadap DPK bank mencapai 60,6%.
Sementara itu, raupan laba bank terdorong oleh pendapatan bagi hasil bersih yang mencapai Rp16,17 triliun, naik 3,88%. Selain itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) BRIS pun naik 12,1% yoy menjadi Rp4,16 triliun.
Rasio profitabilitas bank juga kian menanjak. Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) BRIS naik dari 1,98% pada 2022 menjadi 2,34% pada 2023. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga naik dari 16,8% menjadi 16,9%.
Kinerja laba bank ditopang oleh permodalan, tercatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BRIS naik 74 basis poin (bps) menjadi 21%. Sementara likuiditas bank terjaga dengan level financing to deposit ratio (FDR) 88,2%.