Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Penyaluran Kredit Pinjol Saat Ramadan dan Lebaran 2024

Pelaku industri pinjaman online (pinjol) optimistis momen Ramadan dan Lebaran 2024 meningkatkan bisnis penyaluran kredit perusahaan.
Warga mencari informasi tentang pinjaman oniline di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mencari informasi tentang pinjaman oniline di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran pendanaan melalui platform financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) diramal akan merangkak saat momen Ramadan.

Secara garis besar, Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK lainnya memproyeksikan penyaluran pinjaman oleh perusahaan peer-to-peer (P2P) Lending pada 2024 akan terus meningkat, meskipun pertumbuhan cenderung melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun 2024, OJK menargetkan penyaluran pendanaan kepada sektor produktif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat mencapai porsi 40% dari outstanding pendanaan," ujar Agusman, mengacu pada Roadmap Penguatan dan Pengembangan LPBBTI.

Hingga Januari 2024, OJK mencatat nilai outstanding pendanaan untuk sektor produktif fintech lending mencapai 33,65%, atau sekitar Rp20,33 triliun dari total outstanding pendanaan sebesar Rp60,42 triliun.

Sementara itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dalam kesempatan terpisah memproyeksi penyaluran pinjaman online (pinjol) pada saat momentum Ramadan di tahun ini akan melonjak. Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar menyampaikan bahwa asosiasi menargetkan pendanaan di industri fintech P2P lendingsaat Ramadan dapat tumbuh sebesar 12%.

“Industri fintech lending cenderung melihat peningkatan penyaluran pendanaan menjelang Ramadan karena permintaan yang meningkat,” kata Entjik kepada Bisnis.

Namun, Entjik juga mewanti-wanti adanya potensi inflasi dan lonjakan kredit macet yang bisa menjadi tantangan dan perlu dihadapi industri. Menurutnya, penyelenggara fintech P2P lending perlu melakukan analisa dan pemantauan lebih lanjut terhadap faktor-faktor di lapangan yang mempengaruhi dinamika permintaan secara langsung.

“Mitigasi yang tepat perlu dilakukan untuk menekan angka kredit macet, seperti peningkatan analisis risiko dan pemantauan yang lebih ketat terhadap pinjaman yang diberikan,” tuturnya.

Entjik menambahkan bahwa dengan mengedepankan perlindungan konsumen dan manajemen risiko yang efektif, serta dengan menjunjung semangat melayani segmen masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan keuangan tradisional.

“Langkah ini tidak hanya menjaga keberlanjutan industri, tetapi juga membuka jalan bagi inklusi keuangan yang lebih luas, memperkuat posisi fintech sebagai katalis positif dalam masyarakat,” ungkapnya.

Terpisah, PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) memproyeksi peningkatan pinjol saat Ramadan akan memicu kenaikan inflasi. Terlebih, pinjol lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumtif.

Direktur Utama Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu mengatakan bahwa sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, biasanya inflasi akan meningkat karena konsumsi masyarakat yang juga meningkat pada bulan Ramadan. Selain itu, pinjaman biasanya juga akan meningkat di bulan Ramadan, termasuk juga pinjol.

“Dengan meningkatnya pinjaman di bulan Ramadan, tentu akan mendorong peningkatan inflasi karena biasanya pinjaman konsumtif yang mendominasi di bulan Ramadan,” kata Yohanes kepada Bisnis.

Kendati demikian, Pefindo menyampaikan bahwa selama proses kredit dilakukan dengan baik, maka tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) atau kredit macet pinjaman online seharusnya bisa terjaga.

“Namun tidak tertutup kemungkinan akan timbul kredit macet di beberapa pinjol,” ungkapnya.

Menurut Yohanes, mitigasi yang perlu dilakukan oleh pemain pinjol adalah dengan mengetahui nasabah atau know your customer (KYC) dengan baik sebelum memberikan pinjaman. “Dengan cara perkuat proses underwriting menggunakan berbagai data dan analisa,” pungkasnya.

Perusahaan Pinjol Proyeksikan Bisnis Tumbuh

Platform fintech P2P lending Maucash menyampaikan bahwa sampai saat ini, bisnis perusahaan cenderung stabil dan diproyeksi akan meningkat. Di satu sisi, Maucash memandang inflasi memiliki peran dalam mempengaruhi interaksi ekonomi di masyarakat.

Namun demikian, anak perusahaan PT Astra International Tbk. (ASII) dengan WeLab itu melihat momen Ramadan adalah momen meningkatnya konsumsi masyarakat. Terlebih, perusahaan mendanai sektor produktif.

“Ramadan akan meningkatkan faktor permintaan barang dan jasa untuk customer-customer mitra bisnis kami,” kata Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan kepada Bisnis.

Di sisi lain, Maucash meyakini bahwa inflasi yang mempengaruhi berbagai bisnis ini juga dapat diatasi dengan strategi yang tepat. Salah satunya adalah dengan cara mempersiapkan strategi modal dan kapasitas bisnis yang matang untuk dapat terus bertahan di tengah maraknya isu inflasi.

Secara garis besar, Maucash berharap memproyeksi penyaluran di tahun ini dapat bertambah di sekitar 20–25%.

Di samping itu, Indra menuturkan bahwa Maucash tidak melihat momen Ramadan tahun ini bisa memicu lonjakan kredit macet di perusahaan. Namun, Indra menyampaikan bahwa Maucash juga melakukan berbagai antisipasi untuk mencegah peningkatan kredit macet.

“Kami melakukan pilah-pilih borrower sejak dari awal untuk memastikan bahwa itu adalah orang yang kami cari dan kami sasar,” ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan agar kita bisa mengetahui apakah borrower tersebut sesuai dengan appetite Maucash untuk mencegah kredit macet yang mungkin terjadi.

Adapun sejak awal berdiri, Maucash sudah menyalurkan pendanaan sebesar Rp6,3 triliun dan perusahaan mengklaim bahwa sejauh ini kondisi kredit macet perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja dan masih bisa perusahaan tangani dengan baik.

Sementara itu, PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) menilai meski inflasi bisa mempengaruhi daya beli masyarakat secara umum, namun pengaruhnya terhadap tingkat pendanaan di Samir pada Ramadan cenderung stabil.

Public and Government Relation Samir Balqis Putri mengatakan bahwa hal ini karena keputusan penyaluran pendanaan cenderung dari pemberi dana dipengaruhi banyak faktor, salah satunya kredit skoring dari calon penerima dana.

Balqis menyampaikan bahwa jika hasil kredit skoring calon penerima dana baik, bukan tidak mungkin penyaluran pendanaan akan tetap stabil.

“Proyeksi penyaluran Samir pada Ramadan tahun ini diyakini berpotensi akan meningkat,” kata Balqis kepada Bisnis.

Samir memandang bahwa tradisi belanja dan persiapan untuk bulan Ramadan biasanya meningkatkan permintaan akan pendanaan untuk keperluan, seperti membeli bahan makanan, kebutuhan pokok, dan persiapan keperluan Idul Fitri.

Namun, Balqis menuturkan bahwa faktor manajemen risiko menjadi hal utama untuk dipertimbangkan karena perusahaan memiliki kebijakan risiko yang perlu dijaga sehingga penyaluran pendanaan cukup bergantung juga pada kesehatan keuangan penerima dana.

Jika berkaca pada kinerja tahun lalu saat momen Ramadan dan Lebaran dampaknya terhadap penagihan tidak begitu signifikan. “Namun, untuk mencegah lonjakan permintaan atau meminimalisir peningkatan jumlah peminjam yang gagal membayar atau menunggak,” terangnya.

Dalam proses awal, Samir memberikan masukan kepada bagian team risk agar lebih memperketat persetujuan aplikasi atau memastikan bahwa mereka memiliki skor kredit yang memadai untuk meminjam dan memastikan agar tidak menjadi kredit macet atau non-performing loan (NPL) atau gagal bayar.

“Oleh karena itu, saat momen Ramadan dan lebaran, kami akan mencoba menyusun strategi untuk mendorong pembayaran dari para peminjam,” tambahnya.

Misalnya, lanjut Balqis, Samir turut memberikan potongan kewajiban untuk mendorong pembayaran dari para peminjam. Dia menjelaskan bahwa langkah tersebut termasuk langkah proaktif yang diambil untuk menjaga kesehatan portofolio pinjaman dan memastikan bahwa keterlambatan pembayaran dapat diminimalkan selama momen ramadhan ini

Sementara itu, untuk menekan angka kredit macet, Samir telah menerapkan berbagai strategi mitigasi risiko, seperti peningkatan analisis kredit yang lebih ketat, pemantauan portofolio secara berkala, dan langkah-langkah penagihan yang proaktif. Termasuk, melakukan edukasi kepada pelanggan tentang manajemen keuangan yang bertanggung jawab.

Untuk kondisi kredit macet, Samir menyatakan bahwa perusahaan terus melakukan pemantauan yang ketat dan upaya pencegahan untuk menjaga angka kredit macet tetap rendah dan berkelanjutan.

Proyeksi Akseleran hingga Gandengtangan....

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper