Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Inhealth Bukukan Laba Konsolidasi Rp174,83 Milliar pada 2023

Mandiri Inhealth tercatat membukukan laba konsolidasi Rp174,83 Milliar sepanjang 2023.
Pegawai berada didepan logo asuransi Mandiri Inhealth di Jakarta, Senin (4/11/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Pegawai berada didepan logo asuransi Mandiri Inhealth di Jakarta, Senin (4/11/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (Mandiri Inhealth) dan entitas anak secara konsolidasi membukukan laba tahun berjalan senilai Rp174,83 miliar sepanjang 2023. Laba perusahaan meningkat 19,97% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp145,73 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Senin (18/3/2024), laba konsolidasi Mandiri Inhealth seiring dengan pendapatan premi yang tumbuh 15,84% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Alhasil, premi yang dibukukan Mandiri Inhealth menjadi Rp3,43 triliun per 31 Desember 2023 dari sebelumnya hanya meraup Rp2,96 triliun per 31 Desember 2022. Dari sana, pendapatan premi neto perusahaan menjadi Rp2,7 triliun, naik 10,16% yoy dari Rp2,46 triliun.

Setali tiga uang, Mandiri Inhealth secara konsolidasi juga membukukan pertumbuhan hasil investasi sebesar 25,61% yoy dari Rp122,18 miliar menjadi Rp153,47 miliar.

Dengan demikian, jumlah pendapatan ikut terdongkrak 12,04% yoy menjadi Rp2,89 triliun dibandingkan periode yang sama 2022 senilai Rp2,58 triliun.

Sementara itu, klaim dan manfaat yang dibayar Mandiri Inhealth melonjak 19,33% yoy. Nilainya naik dari Rp2,36 triliun pada 2022 menjadi Rp2,82 triliun sepanjang 2023.

Per 31 Desember 2023, Mandiri Inhealth memiliki total aset senilai Rp2,82 triliun, atau tumbuh 5,78% yoy dari Rp2,66 triliun. Peningkatan aset berasal dari jumlah investasi yang menguat 26,53% yoy dari Rp1,15 triliun menjadi Rp1,46 triliun. Sedangkan jumlah bukan investasi menyusut 10,14% yoy menjadi Rp1,35 triliun dari Rp1,51 triliun.

Mandiri Inhealth memiliki jumlah liabilitas senilai Rp1,24 triliun, naik tipis 0,69% yoy dari Rp1,23 triliun. Namun, jumlah ekuitas menebal 10,13% yoy dari Rp1,44 triliun menjadi Rp1,58 triliun.

Beralih ke indikator kesehatan keuangan, rasio pencapaian solvabilitas (risk-based capital/RBC) perusahaan berada di level 733% pada 2023. Angka rasio ini berada di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan minimum 120%.

Lalu, rasio kecukupan investasi (RKI) dan rasio likuiditas masing-masing sebesar 276,47% dan 286,96% pada periode yang sama.

Sepanjang akhir tahun lalu, kepemilikan saham Mandiri Inhealth terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang menggenggam saham mayoritas sebesar 80%, serta masing-masing 10% dimiliki PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper