Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap terjadinya pergeseran peminjam aktif (borrower) dari pulau Jawa ke wilayah luar pulau Jawa di platform financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending yang menyediakan akses pinjaman online (pinjol).
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan bahwa P2P lending sangat membantu sebagai salah satu alternatif solusi masalah dalam mengakses keuangan, termasuk yang terjadi pada masyarakat di wilayah luar pulau Jawa.
“Dengan telah meluasnya ke luar pulau Jawa, tentu diharapkan akan mendukung akses terhadap keuangan tersebut. Tentu diharapkan dengan kualitas pembiayaan yang tetap baik serta terjaganya pelindungan konsumen,” kata Agusman kepada Bisnis, Selasa (19/3/2024).
Data OJK menunjukkan, peminjam aktif pinjol mayoritas berasal dari pulau Jawa dengan persentase mencapai 73,34% pada 31 Desember 2023. Sedangkan sisanya berada pada pulau luar Jawa atau sebanyak 26,66%.
Artinya, terdapat 13,25 juta peminjam aktif pinjol berasal dari pulau Jawa dan sebanyak 4,82 juta peminjam aktif dari pulau luar Jawa.
Menariknya, jika melihat data Statistik P2P Lending periode Desember 2023, terlihat tren penurunan sebesar 8,35% peminjam aktif fintech P2P lending dibandingkan posisi Desember 2022.
Baca Juga
Pada Desember 2022, OJK mencatat terdapat 19,72 juta orang merupakan peminjam aktif di pinjol. Jika dirinci, peminjam aktif di wilayah Jawa merosot 11,34% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya mencapai 14,95 juta orang pada Desember 2022.
Namun, meski jumlah peminjam aktif menurun, outstanding pinjaman di wilayah Jawa masih tumbuh 13,60% yoy dari sebelumnya Rp40,29 triliun per Desember 2022 menjadi Rp45,77 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, peminjam aktif pinjol mulai bergeser ke wilayah luar Jawa, meski naik tipis 1,01% yoy dari 4,77 juta peminjam aktif menjadi 4,82 juta orang. Nilai outstanding pinjaman juga naik 28,10% yoy menjadi Rp13,87 triliun dari semula Rp10,83 triliun.
Secara keseluruhan, OJK mencatat akumulasi outstanding fintech P2P lending pada Desember 2023 mencapai Rp59,64 triliun atau naik 16,67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp51,12 triliun.