Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga kredit atau bunga cicilan perbankan tercatat sudah mulai melandai meskipun Bank Indonesia (BI) tetap menahan suku bunga acuannya di level 6%.
Dalam Rapat Dewan Gubernur Maret (RDG) BI 2024 pada 19 Maret 2024 dan 20 Maret 2024, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 6%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.
Sebelumnya, BI telah mempertahankan suku bunga acuan selama 4 bulan sejak dinaikkan terakhir pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps).
Meskipun BI tetap menahan suku bunga acuannya, tercatat suku bunga kredit mulai melandai. BI mencatat suku bunga kredit pada Februari 2024 berada di level 9,28%, turun tipis 2 bps dibandingkan suku bunga kredit per Januari 2024 di level 9,3%.
"Kondisinya membaik dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya," kata Perry dalam konferensi pers RDG BI pada Rabu (20/3/2024).
Baca Juga
Akan tetapi, sepanjang tahun berjalan atau year to date (ytd), suku bunga kredit masih naik 3 bps, dibandingkan Desember 2023 di level 9,25%.
BI sendiri memang memproyeksikan akan adanya penurunan suku bunga acuan pada tahun ini. "Kami melihat ruang terbuka penurunan BI rate di semester II/2024. Bisa maju, bisa mundur, faktor-faktor penentu salah satunya inflasi," tutur Perry.
Di tengah proyeksi suku bunga acuan yang turun, sejumlah bank sedang ancang-ancang penyesuaian atas bunga kredit mereka. PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) misalnya merencanakan penyesuaian suku bunga kredit pada 2024.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan sejak terjadinya tren suku bunga acuan tinggi pada pertengahan 2022, BCA belum menjalankan penyesuaian terhadap bunga kredit.
"Belum ada sama sekali, karena kita lihat profitabilitas dan dana cukup besar dapatkan. Itu cukup dengan tidak mengkompensasi kenaikan pada suku bunga kredit," ujarnya.
Namun, BCA ancang-ancang penyesuaian suku bunga kreditnya tahun ini. "Akan ada adjustment," tutur Jahja.
Sementara Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Teuku Ali Usman mengatakan dalam menjalankan penyesuaian suku bunga, termasuk bunga kredit, Bank Mandiri mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti strategi pengembangan usaha dan kondisi eksternal, termasuk perhitungan pada tren suku bunga di pasar dan suku bunga acuan.
“Kami memperkirakan suku bunga kredit masih akan stabil di kuartal I/2024, dengan tetap memperhatikan faktor risiko, likuiditas dan kondisi di pasar,” ujarnya kepada Bisnis.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) pun sedang ancang-ancang melakukan penyesuaian suku bunga kreditnya pada tahun ini seiring dengan adanya ruang penurunan suku bunga acuan BI.
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan ekspektasi BTN, penurunan suku bunga acuan terjadi pada semester II/2023. Adapun, turunnya suku bunga acuan akan berdampak terhadap biaya dana (cost of fund/CoF) perbankan.
"Cost of fund akan turun dan ada keleluasaan reprice di lending rate [bunga pinjaman]. Tapi agak berjarak," kata Nixon setelah acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024 pada bulan lalu (7/2/2024).