Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memastikan ketahanan sistem keuangan di Indonesia pada awal tahun ini atau 2024 terjaga dengan baik. Likuiditas hingga permodalan perbankan pun dinilai masih kuat.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan likuiditas perbankan tercatat memadai, tercermin dari rasio alat likuid per dana pihak ketiga (AL/DPK) pada Maret 2024 di level 27,18%.
Dari sisi permodalan, tercatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan pada level yang tinggi yakni 27,73% per Februari 2024.
Sementara rasio kredit bermasalah perbankan (nonperforming loan/NPL) gross tercatat rendah sebesar 2,35% dan NPL nett di level 0,82%. Ketahanan perbankan juga didukung oleh kemampuan membayar korporasi yang terjaga.
"Hasil stress test BI menunjukkan ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi berbagai tekanan, sehingga dapat memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap stabilitas sistem keuangan," kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (24/4/2024).
Dia menjelaskan BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.
Baca Juga
Dari sisi intermediasi, BI juga mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh 12,4% secara tahunan pada Maret 2024, lebih tinggi ketimbang pertumbuhan kredit pada bulan sebelumnya atau Februari 2024 yang sebesar 11,28% yoy.
Menurut Perry, pertumbuhan kredit pada Maret 2024 didorong oleh hampir seluruh sektor ekonomi serta ditopang oleh appetite perbankan yang didukung permodalan yang tinggi dan likuiditas memadai.
Himpunan DPK perbankan pada Maret tahun ini pun kembali bergeliat dengan pertumbuhan sebesar 7,44% yoy. Angka ini meningkat ketimbang bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,66% yoy.