Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) telah menaikan suku bunga acuannya ke level 6,25%. Lalu bagaimana kondisi suku bunga deposito bank terbaru? Berapa bunga deposito tertinggi?
Mengacu laporan Indikator Pasar Keuangan yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), suku bunga simpanan perbankan stabil di tengah kondisi likuiditas perbankan yang memadai.
Rata-rata tingkat bunga deposito rupiah seluruh bank turun 1 bps ke level 4,07% pada Maret 2024, dibandingkan bunga deposito rupiah pada bulan sebelumnya atau Februari 2024 di level 4,08%.
Adapun, terjadi dinamika naik turun suku bunga deposito di tiap kelompok bank. Pada Maret 2024, suku bunga deposito rupiah di kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV atau bank jumbo dan KBMI II menunjukkan penurunan.
Bunga deposito di bank jumbo seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 1 bps ke level 3,19% pada Maret 2024. Lalu, bunga deposito di KBMI II turun 8 bps ke level 3,84%.
Sementara, bunga deposito di KBMI III dan KBMI I mengalami peningkatan. Bunga deposito di KBMI III naik 1 bps ke level 3,77% dan bunga deposito di KBMI I naik 2 bps ke level 4,29%.
Baca Juga
Pada periode yang sama, suku bunga simpanan valuta asing (valas) industri stabil di level 1,96%. Pergerakan suku bunga valas dipengaruhi oleh strategi bank dalam ppengelolaan likuiditas valas.
LPS menjelaskan bahwa dinamika suku bunga bank pada Maret 2024 sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga kebijakan global. Pasar memang berekspektasi adanya penurunan suku bunga pada tahun ini. Namun, terjadi gejolak ekonomi global yang membuat The Fed menunda penurunan suku bunganya.
BI pun menaikan suku bunga acuannya dalam agenda Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 April 2024. BI rate pun kini menyentuh level 6,25%, naik 25 basis poin (bps) setelah sebelumnya tertahan di level 6% sejak Oktober 2023.
LPS kemudian memproyeksikan terjadinya tren peningkatan suku bunga simpanan di perbankan. "Arah suku bunga simpanan rupiah potensial bergerak naik pasca penyesuaian suku bunga kebijakan di tengah kondisi likuiditas yang memadai," tulis LPS dalam laporannya yang dirilis beberapa waktu lalu (30/4/2024).
Meski demikian, LPS mencatat bahwa respons antar kelompok bank diperkirakan akan berbeda dipengaruhi kondisi internal likuiditas masing-masing bank dan target ekspansi dari sisi kredit dan dana pihak ketiga (DPK).