Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. menggenjot penyaluran pembiayaan hijau dengan menargetkan pertumbuhan sebesar 50% secara tahunan (year on year/yoy) tahun ini.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan pada akhir Desember 2023 penyaluran pembiayaan pada segmen ESG tercatat sekitar Rp1,3 triliun. Adapun, mayoritas penyaluran pembiayaan dilakukan pada sektor transportasi ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya alam hayati, dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.
“Tahun ini kami memproyeksikan penyaluran pembiayaan ESG tumbuh sebesar 50% dengan fokus pada sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/5/2024)
Ke depan, Bank Muamalat juga menetapkan sejumlah inisiatif yang telah dan akan dilaksanakan dalam beberapa tahun mendatang untuk mendukung program pembiayaan hijau.
Mulai dari, pembiayaan kepada produsen alat transportasi berbasis listrik dan sektor energi bersih/terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Tak hanya itu, Bank Muamalat juga akan menyalurkan pembiayaan kepada sektor perikanan seperti kepada perusahaan jasa sarana produksi perikanan laut dan pembenihan biota serta kepada sektor kehutanan.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Indra menuturkan konsep pembiayaan hijau yang berlandaskan pada tujuan pembangunan berkelanjutan sejalan dengan prinsip maqashid syariah yang diterapkan oleh bank syariah.
Maqashid syariah sendiri adalah konsep dalam Islam yang mengacu pada tujuan dan prinsip-prinsip yang mendasari hukum Islam.
Sejalan dengan hal tersebut, Bank Muamalat menjadikan triple bottom line sebagai konsep bisnis berkelanjutan dengan mengukur nilai kesuksesan dalam merealisasikan bisnis melalui dampak terhadap tiga indikator yaitu, People (Sosial), Planet (Lingkungan), dan Profit (Ekonomi).
Adapun, sebagai informasi Bank Muamalat membukukan laba bersih Rp2,78 miliar pada kuartal I/2024. Pada tahun sebelumnya Bank Mualamat mencatatkan laba senilai Rp10,23 miliar.
Bank Muamalat mencatatkan penurunan pendapatan setelah distribusi bagi hasil sebesar 13,62% yoy menjadi Rp49,39 miliar pada kuartal I/2024, dari sebelumnya Rp57,17 miliar pada kuartal I/2023.
Sementara, di sisi intermediasi, Bank Muamalat menyalurkan pembiayaan Rp21,38 triliun, naik 10,21% dari Rp19,4 triliun. Aset bank juga terkerek naik 5,42% menjadi Rp64,93 triliun per Maret 2024.
Seiring dengan peningkatan pembiayaan, rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing) gross membaik ke level 2,22% dari 2,75%. Sedangkan, NPF net menjadi 1,17% dari 0,75%.