Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi BRI Life (BRI Life) mencatatkan tingkat pengembalian investasi di kisaran 6% per April 2024. Nilai investasi itu meningkat dari posisi 5,6% pada periode yang sama pada tahun lalu. Capaian ini diraih perusahaan saat Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan BI Rate ke level tertinggi 2016.
“Kalau suku bunga naik biasanya obligasinya turun,” kata Aris saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2024).
Aris mengatakan portofolio investasi terbesar BRI Life saat ini di Sura Utang Negara (SUN) yang mencapai 78% dari total keseluruhan investasi perseroan. Meski demikian, secara keseluruhan aset investasi perseroan tumbuh 10,6% dengan menghasilkan return sebesar Rp391 miliar. Nilai ini tumbuh 26,5% yoy.
Aris menekankan BRI Life mengedepankan prinsip kehati-hatian dan aturan OJK dalam penempatan dana. Perusahaan juga memastikan likuiditas ketika berinvestasi. Rambu ini membuat BRI Life lebih banyak berinvestasi pada instrumen-instrumen yang memberikan hasil tetap dan cenderung aman.
Setelah aturan tersebut terpenuhi, lanjut Aris, perseroan kemudian baru melihat return dalam melakukan investasi. Namun demikian, dia mengatakan pihaknya akan tetap memperhatikan situasi ke depan, termasuk kenaikan suku bunga. Apabila cenderung terdampak banyak, Aris menyebut pihaknya akan melakukan perpindahan investasi kepada obligasi yang mungkin memberikan investasi yang lebih tinggi.
“Kami lihat nanti, mungkin kita bisa shifting [bergeser]ke obligasi lain yang memberikan [return] lebih baik lagi, jadi kami mencoba membalance disitu, itu antisipasinya,” ungkapnya.
Baca Juga
Aris tidak merinci instrumen investasi yang memberikan imbal hasil paling tinggi kepada perseroan. Namun demikian, dia menyebut obligasi korporasi biasanya memberikan nilai yang tinggi.
“Harusnya di korporasi [yang imbal hasil besar], saya enggak apal , tapi pasti kalau yang risikonya semakin besar, itu semakin besar imbal hasilnya,” tandasnya.
Dikutip dari laporan keuangan per 30 April 2024, jumlah aset investasi perseroan mencapai Rp18,4 triliun, yang mana naik sebanyak 7,04% yoy dibandingkan pada April 2023 yakni Rp17,23 triliun. Jumlah aset investasi tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp12,5 triliun, naik 40,6% yoy dibandingkan pada April 2023 yakni Rp8,91 triliun.
Berikutnya saham yang mencapai Rp2,04 triliun yang turun 27,6% yoy dibandingkan Rp2,82 triliun pada April 2023. Selanjutnya ada obligasi korporasi yang mana mencapai Rp1,81 triliun pada April 2024. Angka tersebut turun 9,33% yoy dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp1,99 triliun.
Investasi reksa dana BRI Life pada April 2024 mencapai Rp1,2 triliun, turun 52,4% yoy dibandingkan pada April 2023 yakni Rp2,53 triliun. Kemudian, deposito berjangka mencapai Rp694 miliar yang mana turun 14,68% yoy dibandingkan Rp813 miliar pada April 2023.
Investasi tanah, bangunan dengan hak strata atau tanah dengan bangunan mencapai Rp105 miliar yang mana meningkat 2,82% yoy dari sebelumnya Rp102,1 miliar. Lalu ada investasi MTN yang mencapai Rp50 miliar, angkanya tetap seperti pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Begitu juga penyertaan langsung yang mencapai Rp3,74 miliar pada April 2024, yang jumlahnya sama dibandingkan pada April 2023. Dari sisi pinjaman polis mencapai Rp276,46 juta, meningkat sedikit dibandingkan pada April 2023 yakni Rp261,37 juta.