Kondisi Pemain
Perusahaan asuransi jiwa PT BNI Life Insurance (BNI Life) juga turut mencatatkan premi bisnis baru turun. Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan mengungkapkan premi bisnis baru BNI Life sampai dengan kuartal I/2024 mencapai Rp730 miliar, turun 2,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp749 miliar.
“Sedangkan untuk APE [Annualized Premium Equivalent] mengalami penurunan sebesar 20% dari periode sebelumnya Rp481 miliar menjadi Rp386 miliar pada kuartal I/2024,” kata Eben kepada Bisnis, Kamis (30/5/2024).
Sementara itu, Eben mengungkap premi bisnis lanjutan BNI Life sampai dengan kuartal I/2024 mencapai sebesar Rp601 miliar, naik 2,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp586 miliar.
Eben mengungkap perseroan terus melakukan strategi untuk meningkatkan premi bisnis baru maupun lanjutan perseroan. Untuk meningkatkan bisnis baru, salah satunya dengan mengoptimalkan sinergi dengan BNI, melakukan revitalisasi produk, serta meningkatkan kinerja tenaga pemasar melalui program pemasaran dan pelatihan.
Untuk meningkatkan premi lanjutan adalah melalui implementasi bPOS, di mana nasabah dapat melakukan perubahan data polis secara online, memastikan kualitas penjaminan, dan memperbaiki layanan customer service.
“Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan premi lanjutan dan memberikan pengalaman terbaik bagi nasabah,” kata Eben.
Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi BRI Life (BRI Life) juga mencatatkan nilai premi baru ekuivalen yang disetahunkan atau APE hingga Maret 2024 turun sekitar 7% yoy.
Direktur Utama BRI Life Aris Hartanto mengungkap bahwa hal tersebut seiring dengan industri yang juga turun. Menurutnya secara industri perolehan premi baru mengalami kontraksi karena adanya gejolak ekonomi.
Terutama lantaran masih dalam tahap recovery pasca Covid-19 dan adanya situasi geopolitik. Selain itu, adanya tantangan terkait unit linked yang membuat industri asuransi jiwa lebih berhati-hati.
“APE kami terkontraksi 7%, tahun lalu Rp845 miliar turun menjadi Rp786 miliar in line with [sejalan dengan] industri. Tapi kontraksi lebih rendah dibandingkan industri,” kata Aris dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa (28/5/2025).