Untuk kantor bank, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan juga mengatakan penurunannya menunjukkan bahwa kantor bank semakin tidak lagi menguntungkan. "Semakin kurang menguntungkan bagi bank atau beban pengelolaan cabang tidak sebanding dengan pendapatan atau benefit dari keberadaan cabang itu," ujar Trioksa kepada Bisnis pada pekan lalu (27/5/2024).
Selain itu, terjadi digitalisasi sistem perbankan yang membuat masyarakat lebih fleksibel dalam melakukan aktivitas keuangan. "Jadi, tiidak perlu datang ke kantor cabang. Tren ke depan juga masih tetap akan terjadi penurunan [jumlah kantor bank]," jelas Trioksa.
Di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pun terjadi penurunan jumlah ATM dan jumlah kantornya. Jaringan ATM turun 1.600 unit, dari 13.852 unit pada kuartal I/2023 menjadi 12.252 unit pada kuartal I/2024.
BRI juga mencatatkan penyusutan jumlah kantor sebanyak 273 unit, atau dari 8.028 kantor pada Maret 2023 menjadi 7.755 kantor pada Maret 2024.
Direktur Retail Funding and Distribution BRI Andrijanto mengatakan memang terjadi perubahan perilaku nasabah yang sudah terbiasa dengan layanan digital perbankan. "Semakin terbiasanya masyarakat bertransaksi melalui layanan digital," kata Andri kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pun mencatatkan penurunan jumlah ATM sebanyak 131 unit secara tahunan, menjadi 12.910 unit pada kuartal I/2024 dibanding periode yang sama tahun lalu yakni 13.041 unit.
Baca Juga
Adapun, jumlah kantor Bank Mandiri juga turun sebanyak 106 unit atau dari 2.348 kantor menjadi 2.242 kantor.