Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Asuransi Kredit Tugu Insurance Andalkan Inward Overseas

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) atau Tugu Insurance mengandalkan model bisnis inward overseas.
Karyawan beraktivitas di gerai Tugu Insurance di Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas di gerai Tugu Insurance di Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) atau Tugu Insurance mengandalkan model bisnis inward overseas dalam menggarap segmen asuransi kredit Model ini berhasil membuat perusahaan menekan beban underwriting relatif kecil. 

Tercatat beban underwriting lini bisnis asuransi kredit TUGU sebesar Rp2,6 miliar pada periode Mei 2024. Angka tersebut hanya 1,22% dari keseluruhan total beban underwriting yang dimiliki perseroan pada periode tersebut. 

Direktur Teknik Tugu Insurance Sudarlin mengungkap total beban underwriting asuransi kredit tersebut masih terkendali. “Dan masih sesuai dengan target yang dimiliki,” kata Sudarlin kepada Bisnis, Minggu (30/6/2024). 

Dia menyebut strategi yang diambil oleh Tugu Insurance dalam menekan angka klaim asuransi kredit adalah dengan melakukan pengambilan risiko yang tepat. Selain itu, perseroan juga cukup selektif dalam memilih jenis kredit yang dapat diasuransikan.

Menurutnya, Tugu Insurance lebih mengutamakan kerja sama bisnis yang fokus pada asuransi kredit produktif, dibandingkan dengan asuransi kredit yang bersifat konsumtif.  “Selain itu, asuransi kredit Tugu Insurance juga bersumber dari bisnis inward overseas. Dengan demikian tingkat klaim dapat lebih terjaga,” kata Sudarlin. 

Pada kuartal I/2024, asuransi kredit menyumbang total klaim terbanyak pada industri asuransi umum. Porsinya mencapai 34,38% yoy dari total klaim dibayar asuransi umum yang mencapai Rp11,56 triliun pada kuartal I/2024. Secara rinci klaim asuransi kredit mencapai Rp3,97 triliun yang mana naik 35,5% secara tahunan (year on year/yoy) apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp2,93 triliun. 

Pada posisi kedua dan ketiga ada lini bisnis kendaraan dan asuransi kesehatan. Masing-masing klaimnya mencapai Rp2,02 triliun untuk asuransi kendaraan naik 17,5% dibandingkan Rp1,72 triliun pada kuartal I/2023, dan Rp1,74 triliun untuk asuransi kesehatan yang meningkat 9,3% dari sebelumnya Rp1,59 triliun. 

Secara keseluruhan, klaim dibayar asuransi umum naik sebanyak 16,9% yoy menjadi total Rp11,56 triliun pada kuartal I/2024 dari sebelumnya Rp9,8 triliun pada kuartal I/2023. Dari sisi premi, asuransi kredit juga menunjukan pertumbuhan pada kuartal I/2024.

Pada periode tersebut, lini bisnis ini menunjukan kenaikan premi mencapai 19,3% yoy menjadi Rp4,94 triliun dari sebelumnya Rp4,14 triliun. Lini bisnis lain yang mengalami peningkatan paling besar adalah properti yang mencapai 51% yoy mencapai Rp9,5 triliun pada kuartal I/2024 dari sebelumnya Rp6,35 triliun.

Kemudian asuransi kesehatan meskipun klaimnya naik, preminya juga mengalami pertumbuhan yakni sebanyak Rp3,4 triliun pada kuartal I/2024. Angka tersebut naik 26,3% yoy dibandingkan sebelumnya Rp2,72 triliun pada kuartal I/2023. 

Sementara itu untuk asuransi kendaraan meningkat 13,8% yoy menjadi Rp5,9 triliun dari sebelumnya Rp5,2 triliun pada kuartal I/2023. Secara total, premi asuransi umum mencapai Rp32,7 triliun yang mana naik 26,1% yoy dari sebelumnya Rp25,9 triliun pada kuartal I/2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper