Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Superbank Perluas Akses Layanan Keuangan Digital

Superbank terus memperluas layanan digital bagi masyarakat dan berkomitmen untuk menyediakan fitur yang terintegrasi dengan ekosistem luas, termasuk Grab.
Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan (kiri) bersama Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group Lulu Terianto (tengah) dan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin (kanan) dalam Media Visit ke kantor Bisnis Indonesia, Kamis (11/7/2024)/Bisnis-Eusobio Chrysnamurti,
Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan (kiri) bersama Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group Lulu Terianto (tengah) dan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin (kanan) dalam Media Visit ke kantor Bisnis Indonesia, Kamis (11/7/2024)/Bisnis-Eusobio Chrysnamurti,

Bisnis.com, JAKARTA - Bank digital milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), yakni Superbank, terus memperluas layanan dan segmen pasar. Perseroan juga berkomitmen untuk menyediakan fasilitas keuangan yang mudah dan terintegrasi dengan ekosistem yang luas, termasuk Grab.

Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan saat ini perseroan ingin memperluas akses finansial yang mudah, aman, dan terjangkau bagi masyarakat.

“Setelah perbincangan yang cukup lama, sekitar setahun lebih. Akhirnya, Kakaobank melakukan investasi pertamanya di luar Korea, yakni dengan kita,” ujarnya pada saat Media Visit ke Kantor Bisnis Indonesia, Kamis (11/7/2024).

Menurutnya, Superbank memiliki keunggulan dibanding bank digital lain, utamanya terkait adopsi data science hingga penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang terintegrasi dengan seluruh sistem pembayaran dan profil risiko pengguna.

Ke depan, dengan makin masifnya perubahan perilaku masyarakat di layanan keuangan digital, pihaknya akan meluncurkan profuk pinjaman, simpanan berjangka, QRIS hingga BI Fast demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tercatat, permintaan layanan finansial kini telah didominasi 42,4% dengan kisaran usia 25-54 tahun dengan penetrasi internet mencapai 73%.

Di sisi lain, dengan kecanggihan teknologi yang ada, pihaknya memang memiliki misi memberikan akses ke layanan finansial bagi lebih banyak masyarakat Indonesia, khususnya segmen underbanked, baik UMKM maupun retail mikro secara jangka panjang.

“Kita memanfaatkan data yang dimiliki Grab terkait tren penjualan mereka [UMKM], apakah konsisten atau tidak, lalu lokasinya bagaimana dan lain sebagaimana. Jadi, kita jadi tahu mana yang layak diberikan financing. Dari data [Grab] kita bisa buat credit scoring yang canggih,” jelasnya.

Didukung oleh pemimpin industri di sektor teknologi, media, dan keuangan seperti Grab, Grup EMTEK, Singtel, dan KakaoBank, Superbank terus mengintegrasikan teknologi dalam layanan finansial dalam produk serta layanannya.

Sebelumnya, Superbank telah menghadirkan Celengan by Superbank, produk tabungan yang menawarkan nasabah untuk menabung harian dalam jumlah kecil secara otomatis dengan bunga tinggi 10% per tahun yang melengkapi produk tabungan utama dan Saku by Superbank.

Berbagai produk tabungan inovatif serta hadirnya Superbank di Grab merupakan bukti konkret dari komitmen Superbank untuk terus berinovasi dalam merespons kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

Tigor melanjutkan sejauh ini digitalisasi menjadi kekuatan bagi bank untuk bisa menyasar underbank. Alhasil, perseroan kini terus memastikan untuk bisa menciptakan aplikasi yang sederhana dan ringan untuk banyak tipe handphone.

"Karena underbank banyak punya handphone tapi memorinya kan kecil, jadi kalau dibandingkan Superbank ini paling ringan dari aplikasi bank digital lain. Kalau dilihat dari onboarding kita juga pikirin, bagaimana kita harus sangat cepat [dalam proses]. Emang sih enggak kelihatan dari fisik, tapi kita optimalkan dari sisi experience user," katanya.

Lebih lanjut, dia menyebut meski bank-bank besar Tanah Air mulai muncul dengan mengembangkan bisnis aplikasi super (super app), akan tetapi Superbank optimistis untuk bisa bersaing. Ini lantaran, Superbank memiliki pasar yang berbeda dengan bidikan bank-bank konvensional yang ada.

"Saat ini kita melihat pasarnya berbeda ya. Kalau sekarang kita benar-benar enggak ada offline present, pure digital kalau konvensional itu kan switching dari cabang jadi digital," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper