Bisnis.com, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) optimistis dengan prospek asuransi umum syariah.
Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat, menyatakan bahwa kinerja Asuransi Tugu Syariah menunjukkan pertumbuhan positif, baik dari kontribusi bruto, surplus dana tabarru, maupun laba dana perusahaan.
"Pada periode Juni 2024, premi asuransi Tugu Insurance untuk Unit Usaha Syariah mengalami peningkatan signifikan, hampir 100% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Tatang kepada Bisnis, Minggu (28/7/2024).
Pada 2023, UUS Tugu Syariah mencatat laba usaha sebesar Rp9,12 miliar, naik lebih dari 100% atau dari Rp4,53 miliar pada 2022. Peningkatan ini didorong oleh pendapatan ujrah pengelolaan dana tabarru sebesar Rp13,33 miliar, meningkat dari Rp7,08 miliar pada 2022.
Berbeda dengan asuransi jiwa syariah yang merugi, OJK mencatat asuransi umum syariah konsisten mencetak laba. Laba usaha asuransi umum syariah dari Januari hingga Mei berturut-turut adalah Rp125,23 miliar, Rp115,78 miliar, Rp158,81 miliar, Rp199,81 miliar, dan Rp244,99 miliar.
"Tahun 2024 ini Tugu Insurance optimis bisnis Unit Syariah akan tumbuh sesuai target perusahaan. Kami perlu mengoptimalkan potensi pasar dan menangkap peluang dengan baik," ujar Tatang.
Baca Juga
OJK telah mengamanatkan perusahaan asuransi untuk memisahkan unit syariah mereka paling lambat 31 Desember 2026. Berdasarkan POJK Nomor 23 Tahun 2023 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi, minimal ekuitas asuransi syariah pada 2026 ditetapkan sebesar Rp100 miliar.
"Dengan pencapaian tersebut, Tugu Insurance akan siap memenuhi ketentuan ekuitas minimum untuk perusahaan asuransi syariah di tahun 2026, dan spin-off UUS dapat direalisasikan sesuai rencana perusahaan," tegasnya.