Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Blak-Blakkan soal Arah Penyesuaian Suku Bunga SRBI

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka-bukaan soal penyesuaian suku bunga sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Ilustrasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). JIBI/Bisnis
Ilustrasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). JIBI/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) terus mengoptimalkan strategi penggunaan instrumen moneter, khususnya Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk menarik aliran masuk modal asing ke dalam negeri.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024, Jumat (2/8/2024). Strategi ini, kata Perry, sebagai upaya juga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Perry mengatakan, BI menetapkan tingkat imbal hasil SRBI yang cenderung tinggi, sejalan dengan US Treasury notes atau obligasi jangka pendek pemerintah Amerika Serikat (AS) yang meningkat tinggi, yang mencapai 4,7% pada kuartal II/2024.

“Kenapa suku bunga SRBI-nya lebih tinggi dari SBN? Karena memang yield US Treasury Notes 2 tahun lebih tinggi dari yang bond. Dan juga untuk menghindari tekanan nilai tukar sehingga kami menjual lebih banyak SRBI dan suku bunga SRBI-nya lebih tinggi,” katanya.

Selain itu, tren aliran modal keluar dari dalam negeri, khususnya di pasar Surat Berharga negara (SBN) tercatat tinggi pada kuartal pertama 2024 yang mencapai US$1,82 miliar. Di sisi lain, belum ada kebutuhan bagi pemerintah untuk menerbitkan SBN lebih tinggi.

“Kami sampaikan memang dari kebijakan APBN memang belum perlu menaikkan penjualannya atau lelangnya SBN. Belum perlu. Karena belum perlu sehingga kenapa kami koordinasi untuk ini, SRBI-nya kami dorong supaya membantu stabilitas nilai tukar,” jelas Perry.

Dia menyampaikan yield SRBI saat ini mulai melandari dari puncaknya dan diperkirakan akan melanjutkan tren penurunan ke depan. 

Hal ini dipengaruhi oleh penurunan yield US Treasury notes, seiring dengan pemangkasan Fed Funds Rate (FFR) yang diperkirakan akan lebih cepat, pada September 2024.

Perry memastikan yield SRBI akan sama dengan yield SBN pada kuartal IV/2024, dan menurun di bawah yield SBN pada kuartal pertama tahun depan.

“Dan jumlah lelangnya tentu saja kami koordinasikan. Begitu keperluan untuk meningkatkan target SBN lelang lebih tinggi, kami akan turunkan lelangnya SRBI. Jadi ini memang koordinasi yang sangat erat antara penerbitan SRBI dengan SBN,” tutur Perry.

Dia menambahkan BI akan terus mengkoordinasikan dengan Kementerian Keuangan terkait penerbitan, baik SRBI maupun SBN, termasuk di bawah koordinasi KSSK.

“Dan ini kenapa koordinasi dalam KSSK [dilakukan], untuk moneter fiskal supaya tidak ada crowding out, penerbitan SRBI dan SBN selalu disinkronkan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper