Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Turun, Imbas Hasil Investasi Merosot

Pendapatan industri asuransi jiwa pada semester I/2024 turun sebesar 1,9% YoY.
Petugas beraktivitas di dekat logo-logo asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Selasa (23/8/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas beraktivitas di dekat logo-logo asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Selasa (23/8/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan industri asuransi jiwa mengalami penurunan pada semester I/2024. 

Pendapatan industri asuransi jiwa pada periode tersebut tercatat senilai Rp105,25 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 1,9% jika dibandingkan dengan semester I/2023 yang mencapai Rp107,32 triliun. Sementara pada tahun lalu, pendapatan meningkat 1,8% dari sebelumnya Rp105,44 triliun pada semester I/2022. 

Ketua Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menyebut penurunan total pendapatan dipengaruhi oleh penurunan hasil investasi yang diperoleh oleh industri asuransi jiwa pada semester pertama ini. 

“Industri asuransi jiwa memperoleh hasil investasi sebesar Rp12,32 triliun. Angka tersebut menurun sebesar 26,4% jika dibandingkan dengan hasil semester I/2023,” kata Budi dalam paparan kinerja industri asuransi jiwa dii Jakarta, pada Rabu (28/8). 

Budi menambahkan penurunan tersebut tentunya tidak terlepas dari pengaruh kondisi ekonomi terutama saat arus investasi di pasar modal terdekat. Hal ini terlihat dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang turun dari awal tahun.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  juga menyoroti penurunan hasil investasi industri asuransi jiwa pada semester I/2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK Ogi Prastomiyono menyebut penurunan hasil investasi tidak terlepas dari pengaruh kondisi pertumbuhan ekonomi terutama saat arus investasi di pasar modal tertekan. 

Hal tersebut berdampak terhadap kinerja sektor pasar modal di mana pergerakan IHSG yang turun hingga 6% lebih dari awal tahun. Ogi mengatakan asuransi jiwa sendiri memiliki penempatan yang cukup signifikan pada instrumen saham dan reksadana, masing-masing sebesar 26% dan 14% dari total investasi.

“Untuk mengantisipasi penurunan hasil investasi pada instrumen saham dan reksadana, perusahaan asuransi perlu meninjau kembali strategi investasinya dan melakukan shifting ke instrumen yang memberikan return lebih baik,” kata Ogi beberapa waktu lalu. 

Lebih lanjut, Ogi mengatakan perusahaan asuransi harus berpegang pada prinsip liability driven investment, untuk memastikan kecukupan investasi dan ketepatan/timing likuiditas yang diperlukan untuk membayar manfaat kepada pemegang polis di waktu yang akan datang. 

“Dengan kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan apabila ke depannya akan terdapat perubahan alokasi aset investasi di industri asuransi,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper