Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) berkomitmen untuk memberikan dividen yang optimal pada 2025 seiring kemampuan permodalan perseroan yang cukup kuat.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan bahwa terkait penentuan dividen, pihaknya akan terus mempertimbangkan kondisi permodalan yang ada. Tercatat, rasio kecukupan modal (CAR) berada di level 20,67% per Juni 2024 dan CAR Tier 1 dengan level 19,09% per Juni 2024, jauh di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Jadi, kalau kita bisa konsisten melakukan planning dalam memberikan dividen payout ratio sebesar 50%, sama dengan tingkat dividen payout ratio di tahun sebelumnya ya di tahun 2023," ujarnya dalam Public Expose Live, Jumat (30/8/2024).
Secara historis, BNI sempat memberikan dividen rutin 25% dalam beberapa waktu tahun terakhir. Kemudian, angka ini naik bertahap pada 2023 di mana BNI membagikan dividen sebesar 40% dari total laba bersih tahun buku 2022. Pembagian dividen terbaru pun jatuh pada awal tahun 2024, di mana BNI telah membagikan 50% dari laba bersih tahun buku 2023.
Sebagaimana diketahui, BNI sendiri telah membagikan dividen sebesar Rp10,45 triliun kepada pemegang sahamnya. Adapun, pembayaran dividen sudah dilaksanakan pada awal bulan lalu atau April 2024.
Saat itu, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BNI pada Senin (4/3/2024), BNI telah memutuskan untuk menebar 50% dari total laba bersih tahun buku 2023.
Baca Juga
"RUPST telah menyetujui pembagian dividen 50% dari laba bersih tahun buku 2023 atau Rp10,45 triliun," ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers RUPST BNI pada Senin (4/3/2024).
Selain untuk dividen, 50% dari laba lainnya dimanfaatkan BNI untuk saldo laba ditahan sebagai pengembangan usaha berkelanjutan.
Adapun, dengan jumlah saham beredar mencapai 37,29 miliar lembar, maka nilai dividen per saham BNI sebesar Rp280,49 per saham. Nilai dividen BNI saat itu naik dibandingkan tahun lalu, di mana BNI menebar Rp7,3 atau 40% dari total laba bersih tahun buku 2022.
"Kenaikan rasio dividen dilakukan seiring kinerja perusahaan yang membukukan kinerja positif," ujar Royke.