Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI: Turunnya Jumlah Kelas Menengah Berimbas ke Bisnis Kartu Kredit

BNI terus melakukan optimalisasi dengan peningkatan transaksi installment, BNI reward point, maupun loan on phone.
Cara mengajukan pembuatan kartu kredit Bank BNI secara online dengan mudah./Bisnis.com
Cara mengajukan pembuatan kartu kredit Bank BNI secara online dengan mudah./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) melaporkan bahwa penurunan middle class yang terjadi saat ini, sedikit banyak berpengaruh pada nilai transaksi kartu kredit

General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Grace Situmeang mengatakan penurunan daya beli yang terjadi pada kelompok kelas menengah alias middle class memberikan dampak pada menurunnya jumlah belanja dan rata-rata ticket size transaksi kartu kredit. 

“Sampai dengan semester I/2024, kelompok middle class berkontribusi sekitar 35% dari total nilai transaksi kartu kredit, meskipun terdapat sedikit penurunan dibawah 5% YoY,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (30/8/2024). 

Sebelumnya, Grace juga menuturkan terdapat beberapa strategi yang dilakukan untuk meningkatkan nilai transaksi antara lain, fokus kepada transaksi dengan high ticket size, seperti travel related, serta penguatan partnership dengan merchant-merchant strategis di nasional dan regional. 

Dari sisi fitur, BNI terus melakukan optimalisasi dengan peningkatan transaksi installment, BNI reward point, maupun loan on phone.

"BNI kartu kredit melalui Wondr by BNI terus mengembangkan fitur dan kemudahan transaksi bagi nasabah, mulai dari pengajuan kartu kredit, transaksi, installment dan kemudahan-kemudahan lainnya," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (23/8/3024). 

Tercatat, per semester I/2024 pertumbuhan bisnis kartu kredit, khususnya outstanding mampu tumbuh sekitar 10% YoY, hal ini di tunjang dari pertumbuhan nilai transaksi kartu sekitar 6% YoY. 

Sebagaimana diketahui, terjadi pergeseran atau shifting kelas menengah yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia menuju level yang lebih rendah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, setidaknya 9,4 juta penduduk kelas menengah telah turun kasta ke kelompok aspiring middle class selama 2019 sampai dengan 2024. 

Angka penurunan tersebut disampaikan oleh Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (28/8/2024).

Berdasarkan penjelasan Amalia, kategori kelas menengah adalah penduduk dengan konsumsi per kapita 3,5—17 kali garis kemiskinan. Dalam konteks Indonesia pada 2024, yang masuk kategori kelas menengah adalah penduduk yang pengeluarannya Rp2.040.262—9.909.844 per bulan. 

Dia menunjukkan, pada 2019 tercatat ada 57,33 juta kelas menengah atau 21,45% dari total penduduk Indonesia. Kini pada 2024, jumlah kelas menengah menjadi 47,85 juta atau 17,13% dari total penduduk Indonesia.

Pada periode yang sama, terjadi peningkatan jumlah dan persentase kelompok penduduk rentan miskin (dari 54,97 juta menjadi 67,69 juta atau dari 20,56% menjadi 24,23%) dan menuju kelas menengah (dari 128,85 juta menjadi 137,50 juta atau dari 48,2% menjadi 29,22%). Artinya, 9,4 juta penduduk kelas menengah yang hilang selama 2019—2024 mengalami turun kasta, bukannya naik kasta.

Amalia menilai, pandemi covid-19 pada 2020 menjadi salah satu alasan utama penurunan kasta jutaan kelas menengah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper