Pada tahun ini, kata Novita, segmen SME di BNI akan fokus pada perbaikan secara fundamental, salah satunya credit scoring SME. “Jadi, secara keseluruhan di segmen korporasi, middle, consumer, aset kualitas relatif manageable, kita membentuk CKPN yang cukup, sementara itu, meski SME meski masih ada potensi high risk, tapi kita sudah identifikasikan,” katanya.
Dengan demikian, kata Novita, penguatan fundamental yang baik, kredit-kredit baru setelah tahun 2022 ini diharapkan memiliki tingkat aset kualitas lebih baik dibanding periode sebelumnya, BNI juga optimistis apabila hal ini terus dijaga secara disiplin dan konsisten, maka aset kualitas dapat terjaga.
Tercatat, NPL gross BNI turun menjadi 1,98% per Juni 2024 dari 2,45% per Juni 2023. Sementara itu, NPL net stagnan di level 0,62%.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Darmawan Junaidi juga melaporkan penyaluran kredit ke segmen korporasi menjadi kontributor terbesar yang tumbuh 29,7% YoY atau senilai Rp561 triliun di tengah demand yang baik pada segmen ini.
“Dari sisi growth strategi, kami tetap melanjutkan strategi yang telah dilakukan, yaitu fokus untuk meningkatkan dominasi di bisnis nasabah prinsipal atau wholesale agar menghasilkan portfolio yang lebih berkualitas,” ujarnya dalam Paparan Kinerja Semester I/2024.
Pada saat yang sama, Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan agar penyeluruhan kredit tetap mudah, maka strategi yang dijalankan untuk segmen wholesale adalah dengan melakukan pertumbuhan yang ditargetkan kepada nasabah wholesale dengan mempertimbangkan portfolio guideline.
Baca Juga
“Kita juga disiplin untuk memilih sesuai dengan [debitur] yang sehat dan dengan strategi yang telah kami lakukan, di antaranya adalah loan follow transaction,” ujarnya.